Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
MENCIPTAKAN rasa aman kepada seluruh warga masyarakat tanpa membeÂdakan kelompok agama, aliran, mazhab, etnik, dan kewarganegaraan salahÂsatu misi pokok yang disamÂpaikan Al-Qur'an. Al-Qur'an banyak memberikan contoh pemberian salam kepada berbagai kelompok. Itu artinya menghembusÂkan energi positif kepada semua orang sama dengan melahirkan rasa aman kepada kelÂompok masyarakat tersebut. Di antara ayat itu ialah: Wahai orang-orang yang telah beriman, janganlah memasuki rumah-rumah selain dari rumah kamu, sehingga kamu meminta izin daÂhulu dan memberi salam kepada penghuninya; itu lebih baik bagi kamu, mudah-mudahan kamu mengingat/Quran: al-Hujurat/24:27). Sebaliknya Al-Qur'an banyak melarang untuk menghemÂbuskan energi negatif di dalam masyarakat, seÂbagaimana bisa dilihat dalam Q.S. Al-Hujurat 43, hampir semua isinya menyerukan orang unÂtuk menegakkan rasa aman dan mencegah laÂhirnya phoby di dalam masyarakat.
Dalam hadis Nabi juga pernah ditegaskan: "Maukah kamu aku tunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan, kamu akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu" (HR. Muslim). Hadis ini sejalan dengan ayat: "Dan jika dihormati dengan suatu pengÂhormatan, balaslah penghormatan itu dengan dengan yang lebih baik dari padanya (yang seÂrupa)." (Q.S. al-Nisa’/4:86). Sebuah riwayat dari Ama’ binti Abi Bakar (W.73H) bertanya kepada Nabi prihal kedatangan ibunya yang masih berÂsatatus non-muslim. Apakah boleh menyambut dan bersilaturrahim dengannya, lalu Nabi menÂjawab: "Sambutlah ibu dan bersilaturrahimlah dengannya". (HR. Bukhari dan Muslim). RiÂwayat lain dari 'Aisyah ra (W.58H) menceritaÂkan sekelompok Yahudi datang kepada Nabi sambil mengatakan: "Assamu alaikum" (kebiÂnasaan atasmu), lalu Aisyah menjawab: "WaÂalaikumussam wa al-la'nah" (atasmu juga keÂbinasaan dan laknat). Mendengarkan isterinya menjawab salam seperti itu, maka Nabi meneÂgur: Pelan-pelan wahai Aisyah, sesungguhnya Swt menyukai kelembutan dalam setiap perkaÂra". Aisyah membela: "Apakah engkau tidak mendengar apa yang mereka katakana kepaÂdamu?" Nabi menjawab: "Engkau telah menÂjawab dengan kata wa’alaikumussam". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam satu riwayat jusebutkan Umar ibn Khaththab pernah disalami seorang non-muslim dalam perjalanan di tengah padang pasir. Salam orang itu ialah: Asamu alaikum (kebinasaan atas kalian). Umar menghunus pedangnya dan membunuh orang itu. SahaÂbat yang menyertainya kaget dan bertanya, kenapa engkau membunuh orang yang meÂnyalamimu? Umar menjelaskan, apakah kaÂlian tidak perhatikan ucapannya yang menÂgatakan: Assamu alaikum? ari keterangan dalil-dalil di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah memberi salam atau menÂerima salam kepada atau dari umat non-musÂlim, jika itu dengan niat yang baik serta sesÂuai ucapan salam yang lumrah diucapkan, seperti ucapan salam yang bersifat generic, umum, atau salam universal, semisal SeÂlamt Pagi, Selamat Siang, Selamat Malam, dan Salam Sejahtera. Namun perbedaan pendapat muncul manakala memberi salam dengan menggunakan simbol salam agama masing-masing untuk komunitas lain.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00
Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03
UPDATE
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04
Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16
Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17
Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40
Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31