Berita

Kerusakan Lahan Pertanian Ancam Kedaulatan Pangan

SELASA, 12 FEBRUARI 2019 | 10:00 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

. Pemerintah Indonesia gagal mempertahankan Kedaulatan Pangan. Salah satu penyebabnya adalah kerusakan tanah pada area yang luas.

Hal tersebut disampaikan Ketua Garda  PAS, Wibisono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/2). Wibisono mengatakan, penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang tidak bijak pun mengancam ketahanan pangan nasional.

Mengutip data dari Senior Expatriate Tech-Cooperation Aspac FAO, Ratno Soetjiptadie, Wibisono memperkirakan, sekitar 69 persen tanah pertanian di Indonesia dikategorikan sudah rusak parah lantaran penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan.


Menurut Wibisono, food security (ketahanan pangan) selama 2015-2050 Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim.Banjir, kekeringan, dan serangan hama, selalu dijadikan kambing hitam gagal pangan. “Selama ini pemerintah pusat belum punya perencanaan yang matang. Misalnya, butuh 2 juta ton, mestinya produksi 2,5 juta ton sehingga ada stok 0,5 juta ton. Kita belum sampai ke sana,” ujarnya.

Salah satu kendala petani adalah biaya produksi beras di Indonesia cukup tinggi yang salah satu kontribusinya dari pembelian pupuk. Ditakutkan, jika tidak ada terobosan dalam hal teknologi, Indonesia akan tetap jadi pengimpor beras abadi.

“Untuk itu, perlu ada program perbaikan tanah secepatnya atau soil amendment programme (program pembugaran tanah) dengan memperbaiki sifat biologi tanah. Selama ini kita hanya memperhatikan sifat fisika dan kimia sementara aspek biologi tidak pernah dipikirkan,” pungkasnya. [atm]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

Platform X Setor Denda ke Negara Atas Pelanggaran Konten Pornografi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04

Prabowo Komitmen Tindak Tegas Pembalakan Liar di Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02

KPK Sebut Temuan BPK Soal Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 Jadi Informasi Tambahan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43

Prabowo Pastikan Distribusi Pangan Jangkau Wilayah Bencana Terisolasi

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16

Cuaca Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan di Akhir Pekan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01

Koalisi Permanen Perburuan Kekuasaan atau Kesejahteraan Rakyat?

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51

KPK Masih Telusuri Dugaan Alur Perintah Hingga Aliran Uang ke Bupati Pati Sudewo

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17

JEKATE Running Series Akan Digelar di Semua Wilayah Jakarta

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08

PAM Jaya Didorong Turun Tangan Penuhi Air Bersih Korban Banjir Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40

PKS Jakarta Sumbang Rp 1 M untuk Korban Bencana Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31

Selengkapnya