Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

5 Alasan Mengapa Vietnam Jadi Tuan Rumah KTT Kedua Donald Trump-Kim Jong Un

RABU, 06 FEBRUARI 2019 | 19:44 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidato kenegaraan yang disampaikan Selasa malam (5/2) memastikan bahwa KTT kedua dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan digelar tanggal 27-28 Februari di Vietnam.

Banyak pertimbangan mengapa Vietnam dipilih sebagai tuan rumah KTT bersejarah tersebut. Merangkum sejumlah sumber, setidaknya lima alasan ini yang membuat Vietnam ditunjuk sebagai lokasi KTT kedua Trum-Kim.

1. Negara "Netral"
Bukan hal yang mengherankan jika Vietnam yang dipilih sebagai tuan rumah KTT bersejarah itu. Pasalnya, negara tersebut dijalankan oleh komunis tetapi dengan kecenderungan kapitalis. Vietnam juga merupakan teman baik bagi Amerika Serikat dan Korea Utara.

Seperti Korea Utara, Vietnam pernah dikunci dalam perang berdarah dan pahit dengan Amerika Serikat. Namun hal yang membedakan, Hanoi sekarang masuk sebagai salah satu sekutu Washington pasca kerusakan perang untuk menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, dan salah satu yang paling cerdas secara diplomatis.

Negara ini memiliki kedutaan besar Amerika Serikat dan juga kedutaan besar Korea Utara. Hal itu jelas sangat membantu dalam persiapan pra-KTT.

2. Akrab dengan Korea Utara
Vietnam adalah salah satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan baik dengan Korea Utara. Hubungan diplomatik antara Hanoi dan Pyongyang dimulai pada 1950, dan Korea Utara mengirim personil angkatan udara ke Korea Utara yang komunis selama Perang Vietnam.

Pemimpin Korea Utara terakhir yang mengunjungi Vietnam adalah kakek Kim Jong Un, yakni Kim Il Sung pada tahun 1958, meskipun beberapa pejabat senior telah berkunjung sejak itu.

Meski begitu, perdagangan Vietnam dan Korea Utara telah menurun pasca sanksi PBB. Perdagangan kedua negara hanya menyentuh angka 7 juta dolar AS pada 2017.

Perjalanan Kim ke Vietnam ini akan menjadi yang pertama danjuga bisa menjadi kesempatan baginya untuk belajar dari transformasi ekonomi pasca perang Vietnam.

"(Kim) akan tertarik melihat kisah Vietnam untuk dirinya sendiri, yang dapat menjadi sumber inspirasi dan refleksi yang baik baginya untuk memikirkan cara dia harus membawa Korea Utara maju," kata Le Hong Hiep, seorang ahli Vietnam di ISEAS Singapura, Yusof Ishak Institute, kepada AFP.

3. Akrab dengan Amerika Serikat
Vietnam mungkin juga menjadi lokasi penting yang strategis bagi Amerika Serikat, yang saat ini terkunci dalam perang dagang dengan China.

Trump dapat menggunakan Vietnam untuk memberi isyarat ke Beijing.

"Isyarat bahwa Vietnam Korea Utara tidak ada di tangan Anda (China), kami memiliki imbangan terhadap pengaruh Cina di bidang ini", kata Cheon Seong Whun, seorang peneliti tamu di Institut Asan untuk Studi Kebijakan di Seoul, seperti dimuat Channel News Asia.

4. Pandai Berdiplomasi
Vietnam sangat ingin menampilkan gravitas diplomatiknya di panggung global, sebagai lanjutan dari pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada 2017 dan pertemuan Forum Ekonomi Dunia regional tahun lalu.

Menjadi tuan rumah KTT Trum-Kim yang  menjadi sorotan dunia dapat meningkatkan status Vietnam di komunitas internasional.

"Hal itu bisa membantu negara itu menarik pariwisata dan investasi asing", kata Vu Minh Khuong, seorang analis kebijakan di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di Singapura.

5. Keamanan Tinggi
Keamanan di Vietnam yang dipimpin oleh komunis sangat ketat bahkan selama masa normal. Pihak berwenang akan dengan hati-hati mengontrol akses media dan orang banyak untuk acara di mana koreografi antara para pemimpin akan diawasi dengan ketat di seluruh dunia. [mel]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya