Berita

Foto/Net

On The Spot

Warga Masih Mengais Puing-puing Rumahnya

Tiga Hari Usai Kebakaran Tomang
JUMAT, 25 JANUARI 2019 | 10:09 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kebakaran besar lagi-lagi terjadi di Ibukota. Ratusan rumah di Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, ludes dilalap si jago merah. Hanya menyisakan puing-puing yang berserakan.
Warga sekitar menyebut, ledakan tabung gas, jadi awal mula api, yang membakar sekitar 250 rumah. Ledakan tabung gas, berasal dari salah satu rumah warga. Sehari-hari, rumah itu dijadikan tempat usaha warung makan.

Warung makan itu berada di Jalan Tomang Utara I. Daerah pemukiman padat penduduk. Tak jauh dari pusat perbelanjaan Roxy Square. Posisinya, sedikit masuk ke dalam gang. Cukup sempit. Lebarnya hanya sekitar 1,5 meter. Tapi, tak sulit menemukannya. Karena letaknya, tak jauh dari jalan raya.


Ukuran tanah, tempat warung makan itu berdiri, sangat kecil. Bahkan, kalau dikira-kira, uku­rannya hanya 20 meter persegi. Panjang lima meter, dan lebar empat meter. Sangat sederhana. Ada beberapa ruangan di rumah tersebut.

Hari itu, rumah tersebut dalam kondisi kosong. Tak tampak barang-barangnya lagi. Hanya lantai dan tembok setinggi tiga meter yang tersisa. Dua bagian itu pun sudah menghitam.

Kebakaran yang terjadi pada Senin dinihari (21/1) itu, mencakup areal cukup luas. Sekitar satu hektare. Di Jalan Tomang Utara I, kebakaran mencakup lebar sekitar 50 meter. Sedangkan panjang ke belakang mencapai 250 meter. Bahkan, menyeberangi sebuah kali ke­cil di antara pemukiman padat penduduk.

Kemarin, sejumlah warga sibuk mengais sisa-sisa bangunan, maupun barang yang ter­bakar. Berharap masih ada yang bisa diselamatkan. Di bagian depan, Jalan Tomang Utara I sudah ditutup sebagian. Di jalan itu, dibangun posko-posko bantuan.Ada berbagai organ­isasi yang mendirikan posko di sana. Tampak pula pasukan oranye yang ikut membersihkan puing bangunan.

Hari itu, aktivitas warga belum kembali seperti biasa. Salah sa­tunya Aris. Pria paruh baya itu membersihkan rumahnya. Sejumlah karung plastik berukuran besar disiapkan. Sisa-sisa barang yang terbakar, dimasukkan ke dalam karung. Dari sana, barang dibawa ke truk milik Dinas Kebersihan DKI, lalu dibuang.

Ukuran rumah Aris, salah satu yang cukup besar di tempat itu. Ukurannya 15x7 meter persegi. Jaraknya sekitar 30 meter asal mula api. Tak ada satu pun harta bendanya yang bisa diselamat­kan. "Habis, Mas. Cuma baju yang nempel waktu itu aja," ucap Aris, saat ngobrol.

Untuk sementara, bagian atas rumah Aris dipasangi terpal biru. Tidak keselurahan. Hanya satu ruangan. Dia bilang, itu untuk me­lindungnya sementara. Agar tak kepanasan, maupun kehujanan. Tapi bukan untuk tempat tinggal. Hanya untuk melindunginya saat mengangkuti puing-puing.

"Kalau saya dan keluarga masih tinggal di pengungsian. Belum berani balik," ucapnya.

Tak ada yang tersisa dari Aris, selain keluarganya. Bahkan, dokumen-dokumen penting miliknya dan anggota keluarg­anya, tak berbekas. "Di rumah ini ada lima KK. Nggak ada yang bisa nyelamatin surat-surat penting," ucapnya.

Dia mengaku akan segera mengurus dokumen-dokumen penting tersebut. Mengingat, dirinya, juga sanak keluarganya memerlukannya, untuk mencari pekerjaan. "Pasti diurus, tapi saya lagi beresin ini dulu," ujarnya.

Sama seperti Aris, siang itu, Ujang juga tampak sedang be­rada di rumahnya yang sudah habis terbakar. Wajahnya terlihat bingung. Soalnya, tak ada yang tersisa. Ujang mengaku bingung tempat tinggalnya ke depan.

Sejak kebakaran lalu, dia menumpang di rumah te­mannnya. Namun, Ujang men­gaku tidak enak jika berlama-lama menumpang. Dia memikirkan untuk pulang ke kampung hala­mannya, di Garut, Jawa Barat. "Setelah beres ngurus yang pent­ing-penting," ucapnya.

Posko Untuk Urus Dokumen Rusak Masih Sepi
Ada beberapa posko bantuan yang didirikan di lokasi keba­karan di Tomang. Salah satunya, posko tiga pilar. Posko itu turut membantu warga mengurus do­kumen penting yang hilang, atau rusak saat kebakaran.
Poskonya tak begitu besar. Berada di Jalan Tomang Utara I. Tak jauh dari rumah-rumah war­ga yang hangus terbakar. Hari itu, sejumlah petugas berada di posko itu. Mereka membawa sejumlah dokumen maupun formulir yang bisa diisi warga korban. Hingga sore, masih ada warga yang melapor ke posko itu. Kendati, belum ramai.

"Sudah ada beberapa warga melapor, untuk urus dokumen penting yang rusak," kata se­orang petugas posko.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang datang ke lokasi kebakaran menyatakan, jajaran­nya bekerja selama 24 jam saat kebakaran melanda kawasan itu. Namun, Anies tetap berharap, warga yang menjadi korban, jemput bola. Mengurusi berkas-berkas yang ikut terbakar.

Dia meminta warga proaktif. Apalagi, pasti cukup banyak dokumen yang mesti diurus. Di lokasi, kata Anies, sudah disiapkan pos terpadu. "Jadi, tidakperlu menunggu kelurahan datang ke sini," pinta Anies.

Bekas Mendikbud itu me­mastikan, petugasnya juga akan berkeliling. Semua dokumen-dokumen akan segera bisa diberikan. "Karena itu yang bisa membuka pengurusan macam-macam," tambahnya.

Selain itu, Anies juga me­mastikan fasilitas umum yang disediakan Pemprov DKI untuk warga korban bencana. Dia bilang, semua kebutuhan dasar sudah terpenuhi. Mulai kebu­tuhan air, kebutuhan makan, hingga kebutuhan tempat tinggal sementara.

"Termasuk layanan kesehatan, semuanya tertangani dengan baik," tutur Anies.
Latar Belakang
Warga Tomang Dikejutkan Api Yang Membesar

Sedang Terlelap

Ribuan warga harus kehilan­gan tempat tinggal akibat keba­karan di Tomang. Peristiwa yang terjadi pada saat sebagian orang tengah terlelap itu, memaksa korban mengungsi.

Petang sudah menjelang, saat Jaeti, salah satu korban kebakaran, bersiap memandikan anaknya, yang masih balita. Sejak kebakaran lalu, dia men­gungsi di mushala yang tidak jauh dari rumahnya, yang sudah rata dengan tanah.

Jaeti mengingat dengan jelas kejadian tersebut. Saat itu, Jaeti tengah terlelap. Begitu juga keluarganya. Tapi tiba-tiba saja, api sudah membesar. "Kejadiannya kira-kira jam dua pagi," kata Jaeti.

Dia tak menyangka, hari itu, semua harta bendanya habis. Tak bersisa. Hanya pakaian yang menempel di badan yang dia bawa. "Surat-surat, baju, nggak ada yang kebawa. Yang kepikiran cuma bawa anak-anak," tuturnya.

Data resmi yang dikeluarkan Pemprov DKI menyebutkan, 165 rumah ludes dilalap si jago merah. Rumah-rumah warga itu berada di tiga RW, yang berada di jalan Tomang Utara I, Jakarta Barat. Banyak yang menyebut kebakaran berasal dari ledakan kompor gas. Tapi ada juga yang ragu.

Herman, salah satu korban ke­bakaran mengatakan, sumbernya dari gas. Dia mencium bau gas. Saat itu, dia bilang, pemilik ru­mah, sedang ke pasar. "Tapi, saya dengar-dengar sih pengakuannya arus pendek," ucap Herman.

Akibat kebakaran itu, Herman mengatakan, tak ada yang tersisa dari rumahnya. Makanya, dia memilih mengungsi di mushala. Namun, dia bilang, anaknya sudah mulai berseko­lah kembali. Meski harus be­rangkat dengan baju seadanya. "Soalnya nggak sempat bawa apa-apa, Mas," ujarnya.

Kapolres Jakarta Barat Hengki Hariadi menyebut, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran. Dugaan sementara, berdasarkan keterangan saksi, kebakaran berasal dari ledakan tabung gas. Gas itu berada di salah satu rumah yang diguna­kan menjadi warung makan.

Kata dia, pihaknya sudah menyelidiki beberapa orang saksi. Dia menunggu hasil laborato­rium forensik (labfor) untuk menentukan penyebab pasti kebakaran itu. Dari hasil labfor itu nantinya bakal ditentukan. Apakah kebakaran tersebut disebabkan faktor kelalaian atau bukan.

"Kalau kesengajaan, bisa masuk ke Pasal 187 KUHP, dan akan kita lakukan penyelidikan kesinambungan," ucapnya.

Sebelumya, Kasie Ops Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat Rompis Romlih mengatakan, api berkobar pukul 02.59 WIB. "Apinya sulit diken­dalikan," tandas Rompis.

Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat mengerahkan sebanyak 22 unit mobil pem­adam. Selain itu, 88 personel turut dikerahkan. Setelah api padam, baru terhitung ada ra­tusan rumah terbakar di tiga rukun warga. "Dengan luas area terbakar, 50 kali 300 meter," ucap Rompis. ***

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya