Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Siasat Adu Domba Islam Politik Dan Islam Ibadah

SENIN, 31 DESEMBER 2018 | 16:59 WIB

SNOUCK Hurgronje bisa baca Al Quran bahkan ada yang bilang hafal beberapa surat luar kepala. Maklum Prof Hurgronje waktu itu punya reputasi sebagai pakar Sejarah Hukum Islam.

Pada waktu tentara Belanda pimpinan Jendral Van Heutz puyeng gagal terus menaklukkan perlawanan militer rakyat Aceh, maka dilancarkanlah perang asimetris alias perang nir militer.

Pilihan baru yang diterapkan Belanda inilah yang kemudian memunculkan aktor baru di kancah Nusantara sebagai sutradaranya. Prof Dr Snouck Hurgronje.


Sebagai pakar sejarah hukum Islam mengkaji Islam di kawasan Timur Tengah dan Turki maupun Indonesia dan Asia Tenggara. Hurgronje dipandang sebagai aktor intelektual yang pas untuk strategi baru Belanda pecah belah Aceh melalui cara cara non militer.

Hurgronje setelah mengamati perilaku para pemimpin pergerakan Islam dari kawasan Timur Tengah hingga Asia Tenggara. Berkesimpulan bahwa daya spiritual Islam itulah sumber kekuatan Islam melawan penjajah.

Maka, siasat adu domba harus bertumpu pada gagasan untuk memecah belah daya spiritual itu dengan menanamkan di benak bahwa Islam politik dan Islam ibadah harus dipisahkan dan tidak boleh disatukan. Ini yang ditanamkan ke kalangan masyarakat umum.

Sebagai konsekwensi dari logika baru ini, Hurgronje menyarankan Jenderal Heutz untuk merangkul Islam ibadah seraya menumpas Islam politik.

Dari alur pikir kolonialis Hurgronje ini maka kemudian dikembangkan untuk memecah belah antara ulama dan ulebalang di jantung kekuasaan Aceh.

Memang betul ulebalang sebagai pelaksana kekuasaan negara dan ulama sebagai penuntun dan pembimbing spiritual kekuasaan dua kewenangan berbeda yang dijalankan dua orang yang berbeda. Namun kedua entitas itu bersenyawa dan tak terpisahkan.

Nah oleh Belanda melalui Hurgronje inilah. Ulama dan Ulebalang justru diputus persenyawaannya. Dan digiring sebagai dua entitas politik yang bermusuhan.

Inilah operasi politik Hurgronje yang fasih baca Quran. Bukan karena mengimani Islam namun karena semata mempelajari Islam sebagai sains.

Hendrajit
Direktur Eksekutif Global Future Institute 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya