GLOBALISME memang tak terbendung, tetapi IsÂlam memiliki antisipasi denÂgan tetap mempertahankan karakter khususnya untuk ditawarkan di dalam pasar globalisasi. Islam memang sarat dengan ajaran univerÂsal tetapi tidak serta-merÂta mengharuskan dirinya mengakomodir nilai-nilai lokal yang tidak seÂjalan dengan prinsip ajarannya. Bahkan Islam menawarkan bukan hanya unsur substansial (dharuriyyah) dan kebutuhan vital (hajjiyah) yang mendukung substansi ajarannya, tetapi juga yang bersifat aksesoris (tahsiniyya) ikut juga ditawarkan. Dengan demikian tidak benar jika dikatakan Islam adalah sistem ajaran yang merupakan sintesa dari ajaran-ajaran yang perÂnah ada sebelumnya dan dapat mengakomodir apa saja yang ada di hadapannya.
Di antara karakter khusus yang melekat di dalam Islam ialah penentuan kalender khusus, kiblat khusus, dan sistem syari'ah dan peribaÂdatan lainnya yang juga secara khusus. Soal penentuan kalender khusus, semenjak Nabi masih hidup sesungguhnya sudah merintis sistem kalender sendiri, tetapi peresmiannya terlaksana sepenuhnya pada zaman Umar ibn Khathab. Kalender yang berlaku saat itu beÂlum teratur. Bangsa Arab menggunakan sistem penanggalan syamsiyah (solar years) dan taÂhunnya dihubungkan dengan peristiwa terpentÂing dalam tahun itu. Pengaturan ibadah-ibadah rutin seperti bulan puasa Ramadhan dan ibaÂdah haji sudah menggunakan kalender khusus, meskipun saat itu belum diberi nama khusus.
Populer
Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35
Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05
Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02
Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56
Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09
Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54
Rabu, 15 Mei 2024 | 02:41
UPDATE
Jumat, 17 Mei 2024 | 12:08
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:44
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:40
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:30
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:29
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:24
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:20
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:18
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:03
Jumat, 17 Mei 2024 | 10:51