Berita

Foto: Repro

Politik

Diversionary Conflict

MINGGU, 09 DESEMBER 2018 | 10:25 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

STATUS quo menerapkan politik "post truth". Pondasinya; fabrikasi "feel true" tapi have no basis in fact.

Perasaan ada Esemka, tapi entah di mana showroomnya. Banyak contoh "feel true" tanpa fakta di rezim ini.

Sindikat hitam bermain "diversionary conflict". Minoritas Tionghoa, nasrani, syiah, buddha, hindu, gay, leftist dan preman ditarik-tarik turun berpolitik. Ikut sebuah perang yang sulit mereka menangkan. A Hidden war. Pecah-belah Islam. Ciptakan New Cult of Nusantara. Targetnya; "domestic ethnic divisions and tension".


Rakyat Oposisi disuplai amarah. Pro Status Quo difeeding rasa takut. Anger & Fear = instinct survival R-Complex. Outputnya: Irasionalitas dan fanatisme. Tetap pilih presiden gagal.

Intellectual stuff is forgetten. Bombastic shit went viral like disease. Jurnalis bertransformasi menjadi buzzer.

Ahok dan penoda agama dibela. Supaya public gaduh dan menaikan sentiment Anti Tionghoa. Lupakan semua masalah.

Channelizing the people's energy in the wrong direction. Sontoloyo. Gendruwo. Tabok. Bawa bini orang ke Hotel murahan.

Beri minoritas privilege semu. Miskinkan mayoritas. Masukan penyusup ke Kubu Oposisi. Mainkan kartu rasial. Anti ini Anti itu. Samakan arti "nasionalisme" dan "xenophobic". Provokasi dan hasut sebanyak mungkin orang supaya ikut nyanyikan lagu kebencian. Buat mereka marah setiap hari. Sehingga sulit berpikir jernih. N Blame it on Islam.

Suntik "Islamophobic" ke dalam sanubari minoritas. Bohongin mereka dengan isu "Suriahnisasi Indonesia". Just like when they fabricated isu "Dewan Jenderal".

Fear dan histeria membuat public lupa eksistensi TNI dan patriot.

Tangkap Habib Bahar bin Smith, persekusi Neno Warisman, Kriminalisasi Ahmad Dhani dan Bubarkan HTI. Supaya minoritas percaya diri.

Tarik kembali Ngabalin, Yusril dan Kapitra. Copot topengnya. Ledakan bom hoax Ratna Sarumpaet. Fitnah Dahnil Anhar Simanjuntak dengan kasus korupsi. Delegitimasi oposisi.

Balik fakta. Kerdilkan aksi massa 212. Jaga supaya kepercayaan diri minoritas intact.

Ketika ekonomi hancur, Sindikat Hitam sudah memiliki minoritas sebagai "target penghancuran" dari run amock social unrest. Dan selamatlah rezim ini. [***]


Penulis merupakan aktivis Komunitas Tionghoa Antikorupsi 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya