Pemerintah harus terus mendukung berbagai bentuk kreativitas anak muda muda yang produktif. Dukungan tersebut, nantinya akan memunculkan kemandirian dan independensi anak muda dalam berkreasi.
Kemandirian yang dihasilkan anak muda, kata pegiat kewirausahaan sosial, Dimas Oky Nugroho, akan berdampak pada ketahanan dan keberlanjutan berbagai inisiatif serta menghasilkan modal sosial unggul dari sebuah bangsa
“Modal sosial yang maju, inovatif dan berdaya tahan tinggi pada generasi muda menjadi aspek penting yang harus dimiliki oleh Indonesia,†jelas koordinator Gerakan Kolaborasi Positif itu dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/11).
Anak muda, kata dia, harus dapat memanfaatkan momentum bonus demografi secara optimal untuk penguatan kapasitas dan perluasan jaringan. Dalam hal ini, meraka bisa menyatukan diri dalam sebuah visi bersama dan bertemu dalam
common platform.
"Lalu melakukan tindakan atau aksi bersama yang secara sosial ekonomi produktif bagi diri dan komunitas atau lingkungan mereka," terangnya.
Proses tersebut, imbuh Dimas, harus memiliki otentisitas atau kekhasannya sendiri-sendiri. Dalam hal ini, negara hanya perlu memfasilitasi, sementara anak-anak muda harus mampu mandiri untuk bertahan, berkembang, dan memiliki usaha yang berkelanjutan.
"Kolaborasi di sini menjadi penting," tegas Dimas.
Dimas menyarankan anak-anak muda Indonesia ke depan dibekali oleh pendidikan kompetensi yang baik. Kompetensi dalam hal ini adalah pengetahuan (knowledge), keahlian (skill) dan perilaku (attitude) atau integritas yang baik.
"Anak muda Indonesia sebaiknya sejak awal dibiasakan dengan mentalitas entrepreneurship yang memiliki visi kebangsaan dan kepemimpinan. Penguatan kapasitas individu akan berkontribusi pada penguatan modal sosial komunitas bangsa secara lebih luas," tukasnya.
[ian]
