Berita

Foto/Net

Bisnis

Lion Air Harus Diinvestigasi, Jokowi Jangan Intervensi

SELASA, 30 OKTOBER 2018 | 20:09 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

. Kepolisian didesak melakukan investigasi terhadap maintenance system dan crew training di Lion Air. Diduga kuat, buruknya sistem maintenance dan crew training menjadi penyebab terjadinya kecelakaan Lion Air JT-610 rute Cengkareng-Pangkalpinang.

"Jika benar akibat maintenance yang buruk dan crew pesawat training yang tidak sesuai CASR, maka pemilik dan manajemen Lion Air bisa dikatagorikan melakukan tindak pidana kriminal dalam menjalankan usahanya secara lalai sehingga menyebabkan kerugian dan hilangnya nyawa seseorang," ujar Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Poyuono melalui pesan elektronik yang dipancarluaskannya petang tadi, Selasa (30/10).

Arief mengingatkan kasus pilot Garuda yang diadili akibat melakukan pendaratan darurat di Yogyakarta pada Maret 2007. M Marwoto Komar divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Sleman karena dinilai bersalah melakukan tindak pidana karena kealpaannya menyebabkan matinya orang dan menimbulkan bahaya bagi orang lain sesuai Pasal 479 G (b) dan 479 G (a) KUHP.


"Presiden Jokowi jangan mengintervensi investigasi yang dilakukan Polri. Jangan karena dekat dengan Rusdi Kirana (pemilik Lion Air), Jokowi memberikan perlindungan," kata Arief Poyuono.
Saat ini Rusdi Kirana menjabat duta besar RI untuk Malaysia. Sebelum jadi dubes, dia diangkat Jokowi menjadi anggota Dewan Pertimbangan Persiden.

Arief lantas mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak percaya dengan kampanye jika Lion Air ditutup akan merugikan ekonomi nasional karena akan terjadi PHK dan berkurangnya frekuensi penerbangan sipil di Indonesia. Pasalnya, Lion Air sudah sering mengalami kecelakaan yang justru akan membuat citra pemerintah sangat buruk di dunia internasional.

"KNKT harus jujur dan jangan masuk angin dalam menyelidiki kecelakaan JT-610," desak Arief.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya