Berita

Ignasius Jonan/Net

Bisnis

95 Persen Sistem Ketenagalistrikan Di Palu Dan Sekitar Sudah Pulih

JUMAT, 19 OKTOBER 2018 | 20:58 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan  melihat langsung bahwa kerusakan sistem ketenagalistrikan di Palu dan sekitarnya tidak terlalu besar, sehingga untuk pemulihan tidak memerlukan waktu yang lama.

"Kalau kerusakan, misalnya instalasi listrik secara keseluruhan, apakah pembangkit atau gardu induk atau penyulang atau gaardu distribusi itu kerusakannya sih tidak terlalu masif sehingga memerlukan waktu yang banyak. Kalau listrik buktinya kan sekarang, hampir 100 persen (pulih), kecuali daerah yang seperti Petobo, yang terkena likuifaksi, ya memang tidak bisa dipasang listrik lagi karena itu memang tidak mendukung (karena kerusakan parah dan rumah sudah tidak ada lagi," terang Jonan saat kunjungan di Gardu Induk Perusahaan Listrik Negara (PLN) Silae, Kota Palu , Jumat (19/10).

Saat ini, daya mampu sistem kelistrikan wilayah Sulawesi Utara, Tenggara, Gorontalo (Suluttenggo) telah mencapai 101 megawatt (MW) dengan beban puncak 87,17 MW, maka cadangan sebanyak 12,83 MW. Empat dari lima pembangkit tenaga listrik, yakni PLTD Silae, PLTA Poso, PLTM Bambalo, dan PLTM Sawidago sudah beroperasi. Sementara satu unit PLTU Mpanau masih dalam proses perbaikan, sehingga listrik akan dipasok dari pembangkit yang ada di Sulawesi Selatan.


"Ada satu pembangkit yang rusak, hingga mungkin butuh waktu agak panjang, tapi tidak apa-apa, jadi kita bisa redistribusi dari pembangkit-pembangkit lain yang di Sulawesi Selatan untuk memasok listrik di sini," beber Jonan.

Tujuh dari tujuh transmisi listrik saat ini sudah beroperasi, begitu pula dengan gardu induk yang sudah 100 persen beroperasi. Sementara untuk distribusi listrik, 45 dari 45 penyulang distribusi dan 2.060 dari 2.161 gardu distribusi sudah beroperasi. Dari total 77 genset yang sudah tiba di Palu dan sekitarnya, 68 unit sudah beroperasi dan 9 unit telah siap pasang.

Dalam kunjungannya ke Palu, Menteri Jonan juga meninjau sumur bor air bersih yang diusahakan oleh Badan Geologi. Hingga hari ini, 19 sumur bor telah beroperasi, 1 sumur bor dalam tahap pengeboran, dan 18 sumur bor masih dalam tahap persiapan. Jonan mengatakan bahwa sumur bor ini untuk melayani kebutuhan air bersih bagi pengungsi.

“Mengenai instalasi air begini, kami di Badan Geologi itu membantu pembuatan sumur bor untuk darurat, sumur bor dangkal sekitar 30-40 meter. Itu untuk melayani kebutuhan air bersih bagi para pengungsi. Kalau ini tidak ada masalah sih, kita coba buat paling efisien. Kami juga usahakan ini ada instalasi penyulingan air atau instalasi untuk membuat air itu paling kurang siap masak atau kalau bisa siap minum. Air bersih akan jalan terus sampai dengan hunian sementara terbangun, mungkin dalam 2-3 minggu ke depan, ya sampai akhir bulan,” ujarnya.

Terkait dengan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah Palu dan sekitarnya, Badan Geologi telah menyusun peta rekomendasi geologi lingkungan. Peta ini menggambarkan informasi sumberdaya geologi dan bencana geologi yang dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan dalam melakukan pembangunan fisik pasca bencana.

“Lalu tim Badan Geologi kami, ada geologis, geofisis, dan ahli georadar kami terjunkan, ada 50 ahli untuk menilai wilayah mana yang bisa digunakan untuk hunian kembali, mana yang tidak. Ini yang kita butuh waktu, mungkin 2 minggu untuk berunding dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), mungkin kurang lebih satu bulan, ya sampai akhir bulanlah. Sampai akhir bulan mudah-mudahan tim ini bisa selesai semua. Terkait rekomendasi lokasi relokasi paling lambat akhir bulan Oktober akan diumumkan. Pak Gubernur yang akan mengumumkan," papar Jonan.

Selain itu, Badan Geologi juga telah melakukan kajian untuk relokasi daerah amblas di Balaroa dan Petobo; pengambilan data lapangan, yakni surface rupture dan gerakan tanah; pengamatan kerusakan akibat likuifaksi; persiapan survei mikrotremor di lokasi yang terlah diusulkan; pemetaan dengan drone di Petobo, Balaroa, dan Jonooge; serta mengamati kemungkinan banjir bandang di Dolo, Kabupaten Sigi.[wid]



Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya