Berita

Bisnis

LTSHE Bawa Terang Pada Malam Di Petobo

JUMAT, 19 OKTOBER 2018 | 11:48 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

. "Kalau mau bilang sedih, sangat sedih. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga cobaan," kata-kata syarat makna diucapkan oleh Usman, salah seorang korban bencana gempa bumi dan likuifaksi di kawasan Petobo Atas, Palu, Sulawesi Tengah.

Menahan tetes air mata, bapak 46 tahun tersebut bercerita kondisinya beserta keluarga yang kini harus tinggal di tenda pengungsian yang berjarak lima kilometer dari tempat tinggalnya dulu. Gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi 28 September 2018 telah meluluhlantahkan tempat tinggal warga di beberapa wilayah Sulawesi Tengah, tak terkecuali Usman.

Tiga minggu terakhir, Usman bersama istri, dua anak, dan 4 adiknya serta beberapa tetangga yang selamat dari sapuan likuifaksi, harus rela tinggal di bawah tenda terpal beralaskan tikar tipis. Meskipun begitu, Usman tetap bersyukur karena seluruh anggota keluarganya selamat.


"Harta, benda, rumah kita ikhlaskan saja. Saya mengucap syukur masih dapat berkumpul dengan keluarga, karena keluarga yang utama," imbuh Usman di posko pengungsian Petobo Atas, Sulawesi Tengah, Kamis (18/10).

Walaupun tinggal di pengungsian, tenda-tenda itu tetap terang di malam hari. Tiap-tiap tenda yang ada di pengungsian tersebut sudah menggunakan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang merupakan bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).

Selain dipergunakan untuk penerangan di malam hari, paket LTSHE tersebut juga dimanfaatkan warga untuk mengisi ulang daya baterai telepon genggam mereka. Sebelum adanya bantuan LTSHE, warga biasanya hanya mengandalkan api unggun dan lampu sepeda motor untuk memberi penerangan di malam hari.

200 paket LTSHE menjadi terang bagi warga di pengungsian terdampak bencana Sulawesi Tengah. Atas bantuan tersebut, Usman dan pengungsi lainnya merasa bersyukur dan berterima kasih atas nyala yang diberikan. Warga tidak perlu lagi menahan pedih di mata karena terkena asap dari api unggun yang sebelumnya menjadi satu-satunya sumber penerangan di malam hari. "Terima kasih sekali tidak gelap lagi di sini," ungkap Usman.

Usman dan warga terdampak memiliki harapan-harapan tersendiri untuk dapat bangkit dari pukulan musibah ini. Seperti diungkapkan Usman, "Palu bisa bangkit, Palu bisa semangat," disela-sela perbincangan malam itu. [jto]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya