Berita

Prabowo Subianto/Net

Politik

"Make Indonesia Great Again"

RABU, 17 OKTOBER 2018 | 09:30 WIB

 GAGASAN untuk mengembalikan kejayaan Indonesia, bukanlah spontanitas yang muncul belakangan ini saja. Jauh sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempopulerkan slogan "Make Amerika Great Again", alhamdulillah sebagai bagian dari perjuangan gagasan dan pemikiran, saya telah menuliskan pemikiran itu ke dalam sebuah buku yang saya beri judul "Kembalikan Indonesia" pada tahun 2004 dan "Membangun Kembali Indonesia Raya" pada tahun 2007/2008.

Sebuah pemikiran dan semangat yang banyak didasari dari semangat yang sudah tertanam sejak 73 tahun yang silam ketika para pendiri bangsa merumuskan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dan mimpi itu sangat mahal harganya, ditebus dengan darah dan air mata.

Untuk mengembalikan kejayaan Indonesia maka sekedar merdeka saja tidak cukup. Bung Karno mengobarkan semangat revolusi tanpa henti. Indonesia menggalang negara-negara di Asia dan Afrika, kita juga menggalang negara-negara yang tidak ingin terjebak dalam blok barat dan timur dalam gerakan Non Blok, tidak lupa Bung Karno mengguncang dunia lewat pidato-pidatonya terutama di sidang umum PBB. Pada masa Bung Karno, kita berusaha mengembalikan kejayaan bangsa lewat usaha membangun kembali tatanan baru dunia.


Di masa pemerintahan Pak Harto, mimpi untuk mengembalikan kejayaan bangsa tidak surut. Kalau Bung Karno percaya pada revolusi maka Pak Harto mengedepankan pembangunan. Stabilitas ekonomi terjaga, pertumbuhan ekonomi tinggi, kita melakukan swasembada pangan bahkan kita disebut-sebut sebagai salah satu negara Macan Asia yang segera bertranformasi dari negara agraris menjadi negara industri maju. Tetapi ternyata pembangunan saja tidak cukup untuk mengembalikan kejayaan bangsa, gagasan demokratisasi muncul di penghujung milenum kedua.

Di era reformasi, kita percaya demokrasi bisa menjadi sarana untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Masa transisi kita lalui di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Sukarno Putri. Sementara perubahan-perubahan mulai kita rasakan pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perubahan-perubahan itu sebagian kita rasakan dengan cepat, sebagian lainnya terus tumbuh dan berproses.

Para pendahulu kita mampu meninggalkan jejak perubahan untuk Indonesia karena mereka membawa karakter kepemimpinan yang sama yaitu: kepemimpinan yang kuat, kepastian hukum dan harmonisnya hubungan antar lembaga negara. Sesuatu hal yang langka kita temukan sekarang.

Empat tahun terakhir kita melihat bagaimana sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah. Hukum menjadi alat tawar menawar politik tanpa pernah mempedulikan rasa keadilan. Dan kita terus menyaksikan bagaimana riuhnya kabinet kerja, akibat saling tuding antar kementrian dan lembaga negara. Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara.

Sekarang, saudara-saudara sekalian, kenapa terdengar nada-nada sumbang yang ketakutan terhadap gagasan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Kenapa bergema nada-nada khawatir dari keinginan untuk mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya, menjadikan Indonesia untuk orang Indonesia.

Saya curiga ada sesuatu di balik ketakutan itu. Saya ikut khawatir, jika orang-orang ini takut sebab selama ini mereka telah melepaskan mimpi untuk membesarkan Indonesia. Menanggalkan kepercayaan diri bahwa kita bangsa Indonesia tidak hanya mampu jadi tuan rumah di negeri sendiri tetapi juga mampu menjadi negara besar di tengah negara bangsa lainnya.

Mereka yang tidak mau Indonesia jaya, tidak pula ingin tanah air Indonesia untuk bangsa Indonesia adalah para pencari "rente" di balik mandegnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka lah para pengambil untung di tengah-tengah kondisi ekonomi rakyat kita yang buntung. Kita, bangsa Indonesia, seharusnya tidak memberi tempat untuk orang-orang ini.

"Make Indonesia Great Again" atau mengembalikan kejayaan Indonesia bukanlah retorika yang perlu diperdebatkan tetapi sebuah tanggung jawab yang diberikan oleh para pendiri bangsa untuk kita. Jika mereka, para pendiri bangsa bisa mengubah nasib bangsa yang telah dijajah selama ratusan tahun maka kita seharusnya mampu mengubah nasib rakyat yang semakin tidak menentu di hari-hari belakangan ini.

InsyaAllah, kerja besar itu adalah sebuah kehormatan untuk kita semua. [***]

Prabowo Subianto
Calon Presiden nomor urut 02, Ketua Umum Partai Gerindra

**)Tulisan diambil dari Facebook Prabowo Subianto yang diunggah pada 16 Oktober 2018

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya