Berita

Indonesialeaks/Net

Politik

Penelusuran Indonesialeaks Menyimpang Dari Teori Jurnalistik

RABU, 17 OKTOBER 2018 | 02:44 WIB | LAPORAN:

Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (KPSK) Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, Muradi mengkritisi penelusuran Indonesialeaks tentang aliran dana yang tertuang dalam buku merah anak buah importir daging Basuki Hariman.

Menurut Muradi, Indonesialeaks menutup mata bahwa temuan tersebut ada kaitannya dengan politik yang saat ini sedang terjadi. Apalagi dalam temukan Indonesialeaks langsung menunjuk hidung dan sebut nama.

Menurutnya, jika mengacu teori jurnalistik, maka tidak boleh langsung menunjuk hidung dan sebut nama tanpa ada konfirmasi.

"Tidak ada kata-kata diduga menerima atau sebagainya," ujar Muradi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/10).

Muradi juga menilai penelusuran Indonesialeaks tidak bisa dijadikan pijakan sebuah laporan jurnalistik. Terlebih hasil penelusuran mendahului proses pengadilan dengan menebar opini dan menyebut orang bersalah dalam kasus tersebut.

Ditambah juga Indonesialeaks sangat tendensius sehingga dipastikan dimanfaatkan atau digunakan untuk kepentingan politik pihak tertentu.

"Proses investigasi memang tidak masalah dan bisa dikatakan sesuai jurnalistik yakni bagaimana mencari sumber berita. Tapi pemanfaatan dari hasil investigasi itu yang bisa dikaitkan dengan politik," jelasnya.

Lebih lanjut Muradi mengatakan, dalam kasus dugaan penyobekan barang bukti, Polri juga sudah memberikan hak jawab dengan menyatakan tidak ada penyobekan barang bukti.

Ketua KPK Agus Rahardjo juga menyatakan berdasarkan dari pemeriksaan rekaman closed circuit television (CCTV) tidak menemukan adanya perobekan seperti yang diungkap Indonesialeaks. Oleh karena itu IndonesiaLeaks harus menjelaskan secara transparan atas temuannya tersebut.

"Saya melihat ada upaya character assassination (pembunuhan karakter) dalam temuan IndonesiaLeaks karena dilakukan tanpa konfirmasi," jelasnya. [ian]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya