Berita

Saut Situmorang/Net

Wawancara

WAWANCARA

Saut Situmorang: Seperti Apa Sobekannya, Bagaimana Nyobeknya, Saya Belum Melihatnya

SELASA, 16 OKTOBER 2018 | 09:26 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Laporan Indonesialeaks tentang dugaan pengrusakan barang bukti yang diduga di­lakukan penyidik KPK dari unsur kepolisian masih ditunggu kelanjutannya. Lantas, apakah KPK akan tetap profesional mau melanjutkan menelusuri kebe­naran dari laporan investigasi Indonesialeaks itu? Atau justru memilih menahan diri tidak menelusurinya? Berikut penu­turan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang selengkapnya :

Sejauh ini bagaimana hasil penyelidikan di internal KPK terkait kasus penghilangan barang bukti seperti yang di­ungkap Indonesialeaks?

Masih berproses ya, masih berproses. Nanti kita lihat, ka­lian kan sudah tahu seperti saya bilang setelah konpers kemarin. Banyak nama disebut-sebut. KPK sangat hati-hati kalau disebut-sebut seperti itu, enggak boleh kita masuk sesederhana seperti yang menyebut nama itu. Penyebutan-penyebutan nama, catatan-catatan di dalam buku itu sesuatu yang kita harus buktikan untuk mencari dua bukti itu yang kita harus lebih hati-hati.


KPK sepertinya khawatir sekali kasus ini akan meng­ganggu hubungan dengan Polri lagi?
Enggak, karena memang fol­low up-nya sudah ada. Walaupun itu indikasi-indikasi, kemudian kita komunikasikan kemudian dari itu kan indikasi-indikasi ketegasan kita.

Ketua KPK, Agus Rahardjo bilang, meski sudah disobek tapi bukti aslinya masih ada. Apa benar seperti itu?
Saya belum melihat itu, bentuknya seperti apa sobekannya itu saya pun belum lihat, mana yang disobek, bagaimana nyobeknya, di mana (nyobeknya) saya belum lihat. KPK kan sudah bekerja, hasil rekomendasinya mereka dikembalikan. Karena indikasi-indikasi semuanya, kecuali kalau kita lihat begitu ya, kita kan enggak lihat.

Banyak kalangan menilai KPK sengaja menahan diri, enggan melanjutkan kasus ini mengingat ada indikasi banyak perwira Polri yang terlibat?
Di kekuatan buktinya itu yang kita harus berupaya, kalau bukti­nya tidak ada itu bukan persoalan berani atau tidak berani. Tapi ba­gaimana mendorong perubahan di Polri kan sudah dilakukan dengan kebijakan yang kemarin kemudian dia kembali, itukan salah satu kebijakan-kebijakan. Jadi kehati-hatian itu menjadi lebih penting, karena disebut itu bukan semua kait case ada disebut nama, coba sebutin deh tunjukin case-case besar itu nama ada. Tapi kan kita enggak bisa buktikan, nah itu yang harus hati-hati.

Bekas pimpinan KPK, Bambang Wijayanto meminta pimpinan KPK sekarang mau menelusurinya. Bagaimana tanggapannya?

Ya sekarang semua orang harus men-challange KPK sia­papun juga. Kalian juga harus men-challange KPK, supaya kami tetap prudent, supaya kami tetap di rel yang lurus. Justru kita jadi aneh kalau enggak dikritik, tapi lagi-lagi kekuatan bukti itu menjadi penting.Terima kasih semua orang men-challange kita, kalau enggak nanti kepercayaan orang hilang, gimana dong. Jadi itu challange-challange itu penting, tinggal nanti kita lihat buktinya seperti apa.

Oh ya, Anda kan ikut mem­berikan pembekalan antikorupsi kepada parpol beberapa waktu lalu, bahkan semua parpol su­dah menandatangani pakta integeritas. Faktanya banyak kader partai terpilih menging­kari pakta integeritas itu...
Iya rumusnya adalah dengan pakta integritas saja orang bisa tergelincir, apalagi kalau tidak ada pakta integritas. Oleh sebab itu KPK selalu mendorong un­tuk kemudian mereka menjaga itu. Selanjutnya jangan lupa kehadiran KPK di tengah-tengah mereka itu penting, saya kan tadi tunjukkan bahwa kebanyakan integritas orang terganggu karena dia dipaksa, karena dihadap­kan pada persoalan-persoalan realistis.

Kalau pakta integritas saja sudah diingkari, lantas cara apa lagi yang akan dilakukan KPK untuk meminimalisir praktik korupsi yang melibat­kan kader partai?
Rumusnya sederhana, kalau tahun kemarin kita targetnya adalah 100 kasus, sekarang KPK mau naikin terget 200 kasus. Berarti sudah jelas kan tadi, in­tegeritas menjaga ini. ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya