Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Perkumpulan Swing Voters Mendorong Pilpres Lebih Dinamis

SENIN, 15 OKTOBER 2018 | 12:05 WIB | LAPORAN: SUKARDJITO

Kehadiran Perkumpulan Swing Voters (PSV) dalam khasanah politik elektoral diharapkan bisa meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

Selain itu, mengurangi polarisasi di masyarakat yang tidak sehat yang timbul sejak pemilihan presiden 2014, dan kian menajam pada pilpres 2019 ini.

“Sebenarnya bukan hanya untuk menetralisasi polarisasi (keterbelahan kelompok) di masyarakat yang kian tajam dan semakin tidak sehat, tapi ada (tiga) alasan lain yang lebih strategis kenapa akhirnya kami memutuskan mendirikan Perkumpulan Swing Voters (PSV) ini,” ungkap Adhie M Massardi, yang bersama ahli hukum tatanegara Refly Harun, dan lain-lain menginisiasi lahirnya PSV.


Pertama, jelas Adhie, dalam sejarah politik Indonesia pasca kemerdekaan, nyaris tidak ada partai politik yang memiliki garis politik (idiologi) keberpihakan yang jelas. Akibatnya, parpol jadi tidak punya pendukung loyal, sehingga dari pemilu ke pemilu, massa yang tidak memiliki kecenderungan memilih parpol tertentu (swing voters) sebelum pemilu dilaksanakan jumlahnya terus meningkat.

Kedua, saat memasuki rezim elektoral, panggung kampanye dijejali tim sukses (lembaga survei dan konsultan politik) dari seluruh kontestan, sehingga udara politik terpolusi oleh omong kosong dan janji-janji yang tak jelas kapan ditepatinya.  Sejarah tak pernah mencatat dalam situasi seperti itu ada pihak yang berdiri dengan integritas dan obyektivitas yang kuat memandu kelompok masyarakat swing voters ini untuk menentukan pilihan dengan cerdas.

Ketiga, akibat dari semua itu, lebih banyak kelompok masyarakat swing voters kemudian memilih golput (tidak menggunakan hak konstitusionalnya untuk memilih). Inilah yang membuat kenapa jumlah golput dari pemilu ke pemilu terus meningkat.

“Nah, PSV hadir di ranah demokrasi kita guna meningkatkan kualitas rezim elektoral, yaitu memandu kelompok swing voters untuk secara cerdas dan obyektif menentukan pilihan politiknya. Sehingga ke depan, demokrasi kita benar-benar menjadi mesin (elektoral) yang berhasil memproduksi pejabat-pejabat publik yang memiliki keberpihakan yang nyata kepada rakyat,” ujar Adhie.

“Sehingga dengan demikian, adagium (kaidah fiqih) kepemimpinan dalam Islam, tasharruf al-imâm ‘ala al-ra’iyyah manûth bi al-mashlahah (sikap dan kebijakan seorang pemimpin haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan dan kemaslahatan rakyat yang dipimpinnya), bisa betul-betul tercapai.”

Agar PSV benar-benar hadir mengisi kekosongan “jalan pikiran obyektif” di panggung politik nasional, Adhie Massardi akan mengundang semua kalangan, terutama kaum muda di kampus-kampus, untuk bersedia menjadi volunter bagi kemandirian PSV di kota masing-masing.

“Untuk sementara, kami akan konsentrasi menggalang volunter PSV di kota-kota di 7 provinsi yang gemuk swing voters-nya. Yakni, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan,” kata Adhie.

Sebagaimana telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih pada pemilu 2019 ini sebanyak 187 juta. Sedangkan menurut berbagai lembaga survei, jumlah swing voters berkisar antara 30-35 persen, sekitar 50-65 juta.

“Kami berharap PSV nanti bisa memandu secara obyektif 50-75 persen swing voters untuk menentukan pilihannya. Menurut rencana, paling lambat pekan depan Perkumpulan swing voters ini diumumkan kepada publik,” pungkas Adhie. [jto]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya