Berita

Nasaruddin Umar/Net

Perempuan Hebat Di Dalam Al-Qur'an (36)

Dampak Perseteruan Dua Istri

RABU, 03 OKTOBER 2018 | 08:05 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

DALAM artikel terdahulu su­dah dibahas ketika Nabi Ibrahim dan istrinya, Siti Sarah, hampir putus asa karena sekian lama berdoa tetapi tak kunjung dikaruniai anak. Akhirnya atas persetu­juan istrinya ia mengawini Siti Hajar, pembantunya. Namun setelah ia mengandung, rasa cemburu bercam­pur kekhawatiran Siti Sarah mencemburui istri kedua suaminya. Nabi Ibrahim mengambil sikap untuk memindahkan istri keduanya jauh dari kediaman istri pertamanya. Di Makkah kemudian Siti Hajar melahirkan Nabi Ismail putra pertama Nabi Ibrahim. Saat melahirkan, Nabi Ibrahim pulang kampung ke Palestina menengok istri pertamanya Siti Sarah yang konon juga sedang hamil dan kemudian melahirkan Nabi Ishaq dan Nabi Ya'qub.

Turunan Nabi Musa yang membawa agama Yahudi dengan kitab sucinya Kitab Taurat. Salah seorang turunannya juga bernama Nabi Isa yang membawa agama Nasrani, sekarang lebih dike­nal dengan agama Kristen, dengan kitab sucinya bernama Kitab Injil (Bible). Sedangkan Siti Hajar bermukim di Arab (Makkah) dan di sinilah ia membesarkan anaknya, Nabi Ismail. Turunannya kemudian melahirkan Nabi Muhammad Saw yang membawa agama Islam dengan kitab sucinya bernama Kitab Al-Qur'an.

Nabi Ibrahim sesungguhnya Nabi paling beruntung karena anak keturunannya menjadi Nabi dan sekaligus membawa agama dan kitab suci. Agama Yahudi, Nasrani, dan Islam ser­ing disebut para orientalis dengan "Abrahamic Religion" (Agama anak cucu Nabi Ibrahim). Jika para penganut ketiga agama ini mendalami se­jarah genetic agamanya masing-masing, maka niscaya mereka akan kompak. Ketiga pembawa ajaran agama Samawi ini berasal dari satu nenek yang sama. Sangat ironis jika antara sesama penganut "Abrahamic Religion" ini bermusuhan satu sama lain. Seharusnya mereka bersatu di dalam menghadapi gelombang peradaban baru yang sangat menantang inti ajaran agama ini. Namun kenyataannya, dalam lintasan sejarah ketiga agama ini selalu berhadap-hadapan bahkan bermusuhan satu sama lain. Sejarah kelam pernah mencatat bagaimana antara pen­ganut agama Yahudi dan Kristen pernah bunuh-bunuhan. Bagaimana dahsyatnya Perang Salib yang pernah berlangsung 250 tahun, antara penganut agama Kristen dan penganut agama Islam perang habis-habisan. Bagaimana Israel dan Palestina sampai sekarang masih terus ber­langsung peperangan secara sporadis, padahal mereka masih satu turunan genetik.


Pertarungan antara Israel yang sering men­gusung bendera Yahudi dan penduduk Palestina yang juga sering mengusung bendera Islam terus saja berlangsung. Israel bagaikan tidak punya telinga untuk mendengarkan seruan badan-badan resmi dan tidak resmi internasional agar menghentikan pembantaian dan pendudu­kannya ke tanah-tanah Palestina. "Perang Saudara" antara Israel dan Palestina jika diurut ke atas maka sesungguhnya merupakan jejak persaingan dua ibu atau dua istri. Istri pertama, Siti Sarah, dibela oleh kelompok Yahudi-Israel dan istri kedua, Siti Sarah, dibela oleh Muslim- Palestina. Kedua kelompok ini masing-masing mengklaim Yerusalem dan Palestina adalah ta­nah leluhur mereka. Sebetulnya masing-masing memiliki kebenaran sebagai sama-sama anak cucu Nabi Ibrahim, tetapi kebenaran matril, dilihat dari perspektif hukum ketatanegaraan, Israel telah bertindak tidak adil terhadap muslim Palestina. Bukan hanya membantai penduduknya tetapi juga merampas tanah dan kekayaan alamnya.

Bayangkan, wilayah Hamas memiliki bentan­gan pantai cukup panjang tetapi mereka tidak diperbolehkan mengaksesnya karena sudah dipagar dengan tembok tinggi. Wilayah-wilayah perbatasan, termasuk wilayah pantai semua sudah dikuasai oleh Israel. Bukti autentik bahwa Palestina pernah memiliki luas lahan sekitar 80 persen di negerinya tetapi kini terbalik, wilayah­nya tersisa hanya sekitar 20 persen. Itu pun sudah berdiri tembok-tembok tinggi pertanda di bawah penguasaan Israel.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya