Berita

Ilustrasi

Dahlan Iskan

Pengaku Disodomi Ingin Nyaleg Juga

SENIN, 01 OKTOBER 2018 | 05:00 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

ALASANNYA demi demokrasi. Bukan karena dibayar. Itulah pengakuan Shaiful Bukhari Azlan. Yang tiba-tiba mencalonkan diri. Ingin jadi anggota DPR. Dari dapil Port Dickson, Penang.

Semula Anwar Ibrahim dikira  akan jadi calon tunggal. Tidak akan ada yang berani nyaleg. Terlalu berat. Melawan Anwar ibrahim.

Setidaknya Anwar dikira akan sangat mulus. Apalagi UMNO memutuskan tidak mengajukan calon. Partai Tionghoa juga tidak.


Ternyata muncul calon independen itu: Shaiful Bukhari Azlan. Yang dulu staf Anwar Ibrahim sendiri. Yang membuat Anwar susah sekali. Karena mengaku pernah disodomi Anwar. Tanpa bukti. Tanpa visum.

Pengakuan Shaiful itu hanya beberapa hari sebelum Pemilu 2013. Saat Anwar jadi caleg dari dapil Selangor.

Anwar ditangkap. Pencalegannya gugur. Anwar diadili. Pengadilan membebaskannya. Tapi Jaksa kasasi. Anwar ditangkap lagi. Mahkamah Agung menghukumnya. Lima tahun. Anwar masuk penjara.

Hukuman itu dibuat sedemikian rupa. Agar baru bebas setelah Pemilu 2018. Agar Anwar tidak bisa mencalonkan diri lagi.

Tapi simpati pada Anwar tetap tinggi. Istrinya terpilih. Putrinya terpilih. Partainya menang Pemilu 2018. Diperkuat Mahathir Muhammad. Partai Umno terjungkal.

Yang Dipertuan Agong membebaskan Anwar. Menandatangani surat pengampunan bagi Anwar.
Anwar pun bisa berpidato. Di mana-mana. Mengutip dialognya dengan Yang Dipertuan Agong. Yang menegaskan ini: pengampunan itu dilakukan karena Yang Dipertuan Agong sendiri, secara pribadi, yakin Anwar tidak bersalah.

Sebenarnya partai pemenang Pemilu ini menghendaki Anwar yang jadi perdana menteri. Bukan Mahathir. Tapi Anwar belum jadi anggota DPR. Tidak boleh menjadi perdana menteri.

Lalu seorang anggota DPR dari Port Dickson rela mengundurkan diri. Agar kursinya kosong. Agar bisa diisi lewat pemilu sela. Agar Anwar mau mencalonkan diri. Dan menang. Dan segera menjadi perdana menteri. Baca: https://www.disway.id/jalan-ikhlas-untuk-pejuang-panjang/

Ternyata kini Anwar harus menghadapi empat pesaing. Satu dari Partai Islam PAS. Yang tiga independen. Salah satunya yang pernah mencelakakan Anwar itu.

Satunya lagi juga orang penting. Mohd Isa. Pendukung Najib Razak. Sedaerah: Negeri Sembilan. Pernah jadi menteri besar Negeri Simbilan. Yang sempat jadi pengacara mantan perdana menteri itu. Yang terlibat kejahatan pajak.

Anwar kini harus kerja keras. Di usianya yang 71 tahun. Sampai pemilu sela tanggal 13 Oktober nanti. Yang pemungutan suaranya dimulai tanggal 9 Oktober.

Ini bukan sekedar pemilu sela. Untuk satu dapil. Ini sudah mirip referendum nasional. Apakah Anwar layak jadi perdana menteri. Kalau menangnya tidak telak bisa saja kejadian: ia tidak layak untuk jabatan perdana menteri.

Para calon independen sadar. Sulit mengalahkan Anwar. Tapi memerosotkan suaranya saja sudah cukup. Banyak yang ketakutan. Bila Anwar naik tahta. Sepeti Shaiful Bukhari Azlan itu. Atau seperti Mohd Isa itu.

Bahkan mungkin juga para pengikut setia Mahathir. Atau Mahathirnya sendiri.

Mulai terdengar bisik-bisik. Banyak anggota DPR dari Umno tidak mau lagi mewakili partai. Beralih status menjadi independen.

Kubu Mahathir konon di balik gerakan pengunduran diri itu. Dengan harapan menjadi independen yang pro-Mahathir.

Kini lagi hitung-hitungan. Kalau semua yang independen memihak Mahathir. Ditambah dari partai Pribuminya Mahathir sendiri. Bisa jadi suara Mahathir unggul tipis. Menghadapi Anwar Ibrahim saat voting pemilihan perdana menteri baru nanti.

Karena itu mendegradasi Anwar Ibrahim menjadi penting. Baik melalui perolehan suara maupun melalui pencideraan nama baiknya.

Pemilu sela ini memang hanya satu dapil. Dapil Port Dickson. Tapi gemuruhnya ke seluruh negera.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya