Berita

Ma'ruf Cahyono-Menkeu Sri Mulyani/Humas MPR

MPR Raih Penghargaan Kemenkeu Setelah Pertahankan WTP Lebih Lima Kali Berturut-turut

JUMAT, 21 SEPTEMBER 2018 | 10:52 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI kembali mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan kinerja selama lebih lima tahun berturut-turut. MPR mendapat apresiasi dari Menteri Keuangan RI.

Sekjen MPR Ma'ruf Cahyono menerima plakat penghargaan dari Menkeu Sri Mulyani di acara Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah di Gedung Dhanapala, Jakarta, Kamis (20/9).

Ma'ruf Cahyono mengatakan bagi MPR penghargaan itu tidak hanya menjadi kebanggan tetapi bagian dari capaian akuntabikutas kinerja. WTP adalah penilaian tertinggi atas laporan keuangan kementerian/lembaga negara menyangkut pengelolaan anggaran berbasis akuntabilitas dan transparansi.


"Selama lebih dari lima tahun itulah BPK memberi penilaian kepada MPR predikat WTP berturut-turut, sehingga Menteri Keuangan memberikan apresiasi," katanya.

Menurut Ma'ruf, WTP ini menjadi tolok ukur telah bekerjanya sistem birokrasi di MPR khususnya dalam pengelolaan anggaran yang semakin baik. Ini selaras juga dengan reformasi birokrasi yang sedang berjalan di MPR. Salah satu area reformasi birokrasi adalah pengelolaan anggaran yang berorientasi pada akuntabilitas dan efektivitas pengawasan.

"Jadi ini akan menunjang nilai reformasi birokrasi di MPR," ujarnya.

Ma'ruf menambahkan, pengelolaan anggaran yang baik telah menghasilkan kinerja dalam bentuk produktivitas kerja seperti ditunjukkan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, tata laksana, pelayanan publik, regulasi, dan lainnya.

"Sehingga WTP ini benar-benar terasa dalam birokrasi. Kita ingin WTP ini memberi dampak pada hasil kerja kita sehingga memiliki nilai manfaat dan sumbangsih terhadap pembangunan, setidaknya dalam pelaksanaan tugas-tugas konstitusional MPR," tuturnya.

Capaian WTP lebih dari lima kali berturut-turut, lanjut Ma'ruf, harus terus dipertahankan. Jauh lebih penting adalah capaian WTP menghasilkan feedback untuk perbaikan ke depan. Sebab, WTP bukanlah satu proses yang selesai, tetapi menjadi instrumen untuk pengelolaan anggaran yang lebih ideal lagi sesuai kebutuhan. Seluruh mata rantai pengelolaan anggaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan di MPR berujung pada penilaian WTP.

"Setelah mendapat WTP perlu adanya feedback bagi perbaikan ke depan. Oleh karena itu, WTP sesungguhnya awal bagi pengelolaan anggaran yang lebih ideal," ucapnya.

"Karena itu capaian ini tidak hanya berhenti pada pengelolaan keuangan secara tertib administrasi, tidak ada penyimpangan dan pemborosan, tapi dalam konteks reformasi birokrasi, dapat memaksimalkan layanan yang lebih berkualitas, yaitu layanan teknis, administrasi, dan keahlian. Ke depan, pengelolaan anggaran MPR yang baik berkorelasi terhadap peningkatan kualitas di ketiga layanan itu," imbuhnya.

Jika semua berjalan bagus, sambung Ma'ruf, maka MPR memiliki kinerja pelaksanaan wewenang dan tugas yang semakin baik dengan dukungan Sekretariat Jenderal MPR yang sedang menggiatkan reformasi birokrasi agar sesuai dengan kebutuhan ketiga layanan itu.

"Dengan pencapaian WTP lebih dari lima kali berturut-turut, birokrasi di MPR juga bekerja dan berkinerja semakin efektif dengan SDM yang berkualitas dan sejahtera. Pada gilirannya hasil WTP ini menjadi upaya untuk menciptakan budaya kerja yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, serta efisien, efektif, produktif, dan tertib administrasi,menuju kepemerintahan yang baik," pungkasnya. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya