Berita

Kombes Panca Putra/Net

Wawancara

WAWANCARA

Kombes Panca Putra: Untuk Berikan Efek Jera, Kami Akan Miskinkan Pelaku Perdagangan Orang

SENIN, 17 SEPTEMBER 2018 | 08:38 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bareskrim Polri berhasil mengungkap kejahatan tindak pi­dana perdagangan orang (TPPO) dari Sukabumi, Jawa Barat ke Malaysia. Dalam pengungkapan ini, korban bernama Entin Sutini warga Kampung Kadupugur, Wangunreja, Sukabumi, Jawa Barat. Korban merupakan perempuan di bawah umur yakni 16 tahun.

Pelaku sendiri diketahui bernama Yuliawati alias Neng Lia, Jakin Sudrajat alias Kiki, MImronsyah alias Ican, Alfian Saputra Abdulhak alias Manado, dan Tamrin. Para pelaku mengiming-imingi korban dengangaji besar untuk bekerja di negeri jiran. Namun sesam­painya di sana korban diper­lakukan tidak manusiawi. Lantas bagaimana para pelaku berhasil membujuk rayu para korban dan berapa keuntungan yang dida­pat oleh para pelaku dari tindak pidana perdagangan orang ini? Berikut penuturan Wadirtipidum Bareskrim Polri, Panca Putra selengkapnya :

Bisa diceritakan bagaimana prosesnya hingga Bareskrim Polri berhasil mengungkap kasus ini?
Jadi kita lakukan pengecekan dan bekerja sama dengan atase Polri yang ada di Kuala Lumpur. Korban ditemukan oleh WNIdalam keadaan sendiri kemudian ditolong.

Mengapa korban bisa terbu­juk rayu bekerja di Malaysia?
Para pelaku yang kita amankan ini memang terkait dengan tin­dak pidana perdagangan orang. Para pelaku ini memang sudah kita amankan. Nah dari pelaku, saudari YL seorang ibu yang me­nawarkan lowongan pekerjaan melalui Facebook. Sekarang ini memang media sosial menjadi sarana menawarkan pekerjaan. Korban mengenal YL tidak ke­nal secara langsung tapi melalui temannya. Korban ditawari kerja di Jakarta. Nah setelah itu dia minta izin ke orang tuanya. Setelah itu dia berangkat ke terminal Kampung Rambutan, di Jakarta Timur. Di sana ia di­jemput oleh YS. Setelah itulah dia dipalsukan identitasnya. Hubungan YS dengan warna Malaysia, saudari Imengirim korban ke Batam. Dari Batam korban dibawa melalui kapal ke Bengkalis. Setelah itu korban dibawa oleh S menggunakan kapal Ferry.

Berapa lama korban diba­wa pelaku hingga berada di Malaysia?

Yang jelas dari penyelidikan kita, dia berangkat dari tanggal 23 Agustus, ya berarti hingga saat ini sudah hampir tiga minggu.

Apa saja yang dialami oleh korban selama berada di Malaysia?
Kita masih terus mendalami. Kita akan berupaya, sebenarnya apa yang dialami oleh korban. Secara umum, yang jelas korban ini mendapat perlakuan secara tidak manusiawi, dipekerjakan, dieksploitasi sebagai seorang anak.

Dari penyelidikan, berapa sih keuntungan yang diperoleh oleh pelaku dari perdagangan orang ini?
Dari hasil penyelidikan dan penyidikan kita, ini bervariatif dari masing-masing tersangka. Dari tersnagka yang langsung berhubungan dengan pihak yang berada di Malaysia, masing-masing mendapatkan Rp 5 juta rupiah. Kemudian yang mem­bantu juga bervariatif, yaitu dari mulai Rp1 juta hingga Rp 3 juta. Yang lainnya masih kita cek melalui rekening yang digu­nakan untuk transfer.

Nah, TPPO kan ini menjadi kejahatan yang sangat meng­giurkan. Apa saja yang dilaku­kan Polri untuk memberantas kasus ini?

Dalam rangka memberikan efek jera dan kemiskinan kepada para pelaku tindak pidana perda­gangan orang, pimpinan Polri dan pak Kepala Bareskrim Polri berkomitmen memberikan pasal yang terberat kepada para pelaku tindak pidana perdaganganorang, termasuk memasukkan pasal lainny seperti pasal pen­cucian uang. Ini sudah kita kita lakukan, baik dalam menangani kasus perdagangan orang atau pelaku penyelundupan manusia. Jadi kita sudah bekerja sama da­lam hal pencucian uang, melalui kerjasama dengan PPATK. Kita akan melakukan penelusuran terhadap uang dan aset-aset hasil kekayaan dari yang ber­sangkutan.

Lalu penyidik selalu berusaha untuk berupaya meningkatkan kemampuan dalam penindakan perdagangan orang ini untuk membekali mereka dengan tin­dak pidana pencucian uang.

Terus upaya Polri dalam melakukan pencegahan apa saja?

Polri berkomitmen untuk terus mencegah dan menga­tasi masalah perdagangan orang. Selain kita melakuan langkah-langkah preventif, kita juga melakukan langkah-langkah yang dapat menekan perdagangan orang. Salah satunya denganpihak keimigrasian, yaitu den­gan membuat suatu sistem ko­munikasi yang bisa membuka secara cepat mengetahui akses apakah si korban pernah mem­buat paspor, sehingga kita bisa secara cepat mengetahu infor­masi korban. ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27

Ketua DPRA Tuding SK Plt Sekda Permainan Wagub dan Bendahara Gerindra Aceh

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01

Tumbang di Kandang, Arsenal Gagal Dekati Liverpool

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43

KPK Harus Proses Kasus Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga, Jangan Dipetieskan

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23

Iwakum: Pelaku Doxing terhadap Wartawan Bisa Dijerat Pidana

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59

Langkah Bupati Brebes Ikut Retret ke Magelang Tuai Apresiasi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54

Tak Hanya Langka, Isi Gas LPG 3 Kg di Pagar Alam Diduga Dikurangi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21

Wartawan Jaksel Pererat Solidaritas Lewat Olahraga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34

Selengkapnya