Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Tekan Pengeluaran, Kemungkinan Banyak PHK Akibat Inflasi Tinggi

RABU, 05 SEPTEMBER 2018 | 04:08 WIB | LAPORAN:

Pemerintah diminta bergerak cepat mengatisipasi melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Hal itu perlu dilakukan agar tidak berdampak pada kondisi ekonomi secara keseluruhan

Wakil Sekjen Indonesian Labour Suppliers Association (ILSA) Amin Ahmad Balbaid mengatakan, rupiah sudah tembus angka psikologis Rp15 ribu per dolar.


Beberapa kantor sekuritas sudah membriefing para ekonomnya yang intinya harus menjaga kondisi ekonomi perusahaan dan pribadi karena pengaruh inflasi Turki sampai 20 persen dan perang dagang AS versus Tiongkok.

"Sekarang sudah mulai terkena dampaknya di Eropa, yang diprediksi nanti imbasnya akan sampai ke Indonesia," kata Ahmad kepada redaksi, Selasa malam (5/9).

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu segera dilakukan pemerintah agar tidak terkena dampak terlalu dalam pada ekonomi nasional. Yakni meminimalkan semua pengeluaran yang sifatnya konsumtif seperti cicilan elektronik, kendaraan, hingga pajak restoran.

"Karena saham lagi jeblok, jangan transaksi saham dulu. Hindari sementara bermain saham.Lebih baik simpan dalam bentuk emas dan lainnya dibanding cash," jelas Ahmad.

Selanjutnya, usahakan punya dana segar untuk operasional minimal enam bulan ke depan. Sebab, ada kemungkinan inflasi dan ekonomi tahun 2008 terulang kembali.

Ahmad juga mengingatkan pemerintah dapat menahan untuk memulai investasi, usaha baru atau proyek fisik minimal enam bulan ke depan.

"Tetangga kita seperti Malaysia, Thailand, Vietnam sudah mulai suffer kena imbas akibat Turki dan Eropa. Pertamina dan PLN saja sekarang diminta hold/freeze proyek-proyek sampai enam bulan mendatang," ujarnya.

Lebih lanjut, dia juga menyarankan masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sederhana, ekonomis dan tetap menabung. Karena Kemungkinan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat inflasi tinggi.                                
                  
"Semoga pemerintah bisa segera mengatasi kondisi krisis ekonomi ini. Dan masyarakat juga bisa membantu dengan gaya hidup yang lebih hemat," pungkas Ahmad. [nes]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya