Berita

Foto/Net

Bisnis

Duh, 90 Persen Anggaran Daerah Habis Buat Belanja Birokrasi

RAPBN 2019 Bikin Ngenes
KAMIS, 30 AGUSTUS 2018 | 10:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rancangan pengelolaan anggaran pusat dan daerah bikin ngenes. Alokasi anggaran untuk belanja pegawai birokrasi masih mendominasi.

"Ada pemborosan dari sisi belanja pemerintah pusat dan daerah. Bahkan di daerah, kami melihat 80 sampai 90 persen bukan untuk mendukung pem­bangunan, tetapi habis untuk anggaran rutin," papar Ekonom senior Institute for Develop­ment of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini di Jakarta, kemarin.

Dalam rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019, alokasi belanja dipatok Rp 2.439,7 triliun. Kom­posisinya, Rp 359,3 triliun be­rasal dari ngutang. Dari alokasi itu, anggaran belanja pegawai ditetapkan mencapai Rp 368,6 triliun atau naik sekitar Rp 26,1 triliun dibandingkan 2018.


Didik mencontohkan minimnya anggaran pendidikan dalam RAPBN2019 sebagai kurangnya keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat. Disebutkan­nya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya menda­patkan anggaran sebesar Rp 46 triliun dari yang direncanakan sebesar Rp 487 triliun.

Didik juga mengkritik pertum­buhan utang luar negeri yang terus membesar. Menurutnya, kendati utang itu akan dapat di roll over ke tahun-tahun berikut­nya, tapi hal itu tetap saja akan membuat tingkat beban pemba­yaran kewajiban utang menjadi tinggi. Konsekuensinya, dapat menggerus kemampuan ruang fiskal pemerintah ditengah penu­runan angka tax ratio.

"Utang luar negeri pemerintah semakin tidak efektif mem­bangun produktivitas nasional. Dilihat dari rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang semakin membesar," tuturnya.

Sementara itu, Ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Mulyadi Wijaya melihat struk­tur RAPBN2019 sulit dibantah tidak mengandung political budget cycle.

"Siklus politik anggaran je­lang Pemilihan Presiden (Pil­pres) kentara ya. Itu tujuan­nya untuk memperoleh simpati masyarakat," katanya.

Mulyadi memaparkan, anggaran pelayanan umum di tahun 2019 mencapai Rp 53,1 triliun. Jumlha itu naik dari tahun 2018 yang hanya Rp 49,8 triliun. Kemudian, anggaran sek­tor ekonomi naik dari Rp 355,1 triliun menjadi Rp 389,3 triliun. Anggaran perumahan dan fasili­tas umum naik dari Rp 29 triliun menjadi Rp 33 triliun.

"Anehnya anggaran keseha­tan turun, harusnya kan naik. Padahal BPJS masih defisit," tuturnya.

Dari sektor perpajakan, Mulyadi menerangkan pemer­intah memberikan insentif pajak. Padahal, risikonya bisa mengu­rangi pendapatan.

Mulyadi mencontohkan seperti penurunan pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari 1 persen menjadi 0,5 persen. Kemudian terdapat tax holiday hingga 100 persen yang tertuang dalam Permenkeu nomor 35/2018 bagi investor. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya