Berita

Anung Sugihantono/Net

Wawancara

WAWANCARA

Anung Sugihantono: MUI Sudah Memfatwakan Vaksin MR, Sekarang Tergantung Kepala Daerah

SABTU, 25 AGUSTUS 2018 | 10:52 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Meski memanfaatkan unsur babi di dalamnya, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya memutuskan Vaksin Measles Rubella (MR) diperbo­lehkan. Meski membolehkan, MUI tetap memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah. Salah satunya adalah pemerintah wajib menjamin ketersediaan vaksin halal untuk kepentingan imunisasi bagi masyarakat.

Lantas bagaimana respons pemerintah terkait hal ini? Apakah pemerintah bersedia melaksanakan rekomendasi tersebut? Lalu apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkannya? Berikut penuturan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono.

MUI mendorong pemer­intah agar membuat vaksin dengan ketentuan halal. Sudah sejauh mana upaya pemerin­tah untuk memenuhinya?
Jadi pemerintah tentunya terus mendorong untuk membuat vak­sin di Indonesia dengan keahlianyang dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia. Satu-satunya industri vaksin yang ada di Indonesia adalah Biofarma sebagai Badan Usaha Milik Negara. Prosesnya sudah ada yang pada hasil akhirnya adalah kehalalan. Sepengetahuan saya Biofarma pun sudah didampingi Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI dalam memprosessertifikasi halal pada semua produk vaksin yang diproduksi Biofarma. Ataupun penggunaan dari produksi Biofarma yang nantinya akan dimintakan sertifikasi halal.

Artinya proses pembua­tan vaksin halal di Indonesia memang tinggal menunggu waktu saja?
Namun pada perkembangan­nya nanti seperti apa mengingatmenurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Pasal 29 huruf P tentang Jaminan Produk Halal disebutkan, bahwa pro­dusenlah yang memiliki kewa­jiban untuk mengajukan sertifikasi halal. Artinya menurut persepektif kami, ya Biofarma tidak ada kewajiban melapor kepada Kemenkes meski kami mendengarnya. Akan tetapi bukan kewajiban untuk melapor­kan. Saya tahu sudah diproses tapi sejauh mana detailnya, ya seperti membuat baju apakah ini baru diukur ukurannya atau sudah pada tahapan memasang kancingnya.

Bagaimana cara Kemenkes mengembalikan kekhawati­ran sejumlah daerah terkait vaksinasi MR ini, mengingat sebelumnya kepala daerah yang mengeluhkan kejelasan vaksin tersebut?
Hari ini kami akan komu­nikasikan terlebih dahulu hasil pembahasan bersama MUI. Sebab sebelumnya yang di­tunggu oleh masyarakat itu fatwa. Sementara fatwa tersebut sudah disampaikan oleh MUI. Nah sekarang tergantung kepala daerah menyikapinya seperti apa.

Apakah Kemenkes sudahberkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri terkait hasil terbaru kejelasan vaksin MR?
Kemendagri sudah ada bahkan sudah melakukan edaran. Edaran yang kedua lho setelah apa yang kami lakukan pada tanggal 3 dan 6 Agustus lalu. Kemudian Kemendagri mengirimkan surat pada tanggal 20 Agustus tentang pelaksanaan program pemer­intah yang fungsinya untuk melindungi masyarakat.

Setelah Kemenkes melaku­kan pertemuan dengan 34 Kepala Dinas Kesehatan apa saran dari mereka. Apakah sebelumnya mereka memang kurang mempercayai kehala­lan vaksin MR?
Pertama mengenai teman-teman Kadinkes secara umum bahwa kami hanya mengambil sikap sebagaimana hasil yang kami rundingkan bersama MUI. Sehingga teman-teman daerah hanya mengatakan, hari ini jangandihitung targetnya doang. Sebab kalau menghitung target hari ini seolah mereka belum bekerja. Umumnya kalau penerapan di lapangan itu ada saja persoalan teknis.

Apakah Kemenkes sudah mendapatkan kabar terkait meninggalnya Agustina Logo yang informasinya mening­gal setelah melakukan vaksin MR?
Secara umum kejadian ikut imunisasi atau kita menyebutnya IPI itu yang dilaporkan kepada kami sampai dengan tanggal 21 Agustus ada 12 kasus. Nah, saat ini Komnas IPI sedang melakukan investigasi di beberapa tempat dan sebagian juga sudah mendapatkan hasil dari 12 ka­sus itu.

Salah satunya dari Papua kasus Agustina itu belum seu­tuhnya kami bisa dapatkan hasil investigasinya.

Menurut Kemenkes sendiri apakah wabah epidemi itu terbilang darurat?
Berbicara epidemi umumnya itu mengenai sebuah populasi masyarakat secara umum di satu tempat. Sementara penyebabnya sudah jelas pada satu persoalan yang biasa kami sebut sebagai sebuah kejadian luar biasa atau KLB. Artinya gradasinya itu sebenarnya Kemenkes menye­butnya sebagai KLB sebagai langkah pertama. Akan tetapi memang bahasanya kerap tidak konkrit.

Pasalnya ada yang disebut KLB namun kalau di luar negeri ada lagi penyebutannya. Kalau kemudian masuk fase pandemi berarti seluruh dunia terkena dan itu makronya. Nah untuk kasus sekarang wabah pandemi itu tidak ada. ***

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Prabowo Kumpulkan Puluhan Pemred Media di Hambalang, Bahas Isu Terkini

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:20

Pemerintahan Prabowo Tegas Tolak Amnesti Bandar Narkoba

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:12

Trump Minta Ukraina Kembalikan Dana Bantuan yang Diberikan AS

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:12

BPI Danantara Himpun Penghematan Buat Investasi di Hilirisasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:11

Semoga Putusan Sengketa Pilkada MK Bukan Akibat Tekanan Politik

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:57

Kejari Muba Geledah Kantor Pengusaha H Alim

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:50

Zulhas Pastikan Stok Pangan Bulan Puasa Aman

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:30

Banyak Laporan Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi Sudah Masuk KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:08

Warga Taman Rasuna Gelar Jalan Sehat Sambut Ramadan

Minggu, 23 Februari 2025 | 09:47

Zulhas soal #KaburAjaDulu: Bentuk Kecintaan Terhadap Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 09:32

Selengkapnya