Berita

Dunia

Angkat Kaki Dari Venezuela, Ratusan Migran Bergegas Masuk Ke Peru

RABU, 22 AGUSTUS 2018 | 06:19 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Lebih dari 200 migran Venezuela menyeberangi perbatasan secara ilegal ke Ekuador pada hari Selasa (21/8). Mereka melarikan diri dari kesengsaraan di dalam negeri dan bergegas angkat kaki dengan tujuan akhir ke Peru sebelum peraturan baru mengharuskan mereka memegang paspor valid.

Mereka nekad melakukan perjalanan hari-hari melalui Kolombia dari Venezuela dengan bus dan berjalan kaki menentang peraturan yang ditetapkan oleh Presiden Ekuador Lenin Moreno yang dimulai pada 18 Agustus dan berjalan melalui pos pemeriksaan yang dijaga secara longgar di Rumichaca, dekat kota barat daya Kolombia Ipiales dan kota Ekuador timur laut Tulcan.

Mereka berencana untuk melakukan perjalanan dan menumpang dalam kondisi beku sekitar 840 kilometer ke persimpangan di Huaquilla di Peru.


Ratusan migran telah berencana untuk menyeberang secara legal dengan kartu identitas nasional Venezuela mereka untuk mencari pekerjaan di Ekuador, Peru atau Chile. Tapi mereka dihentikan oleh peraturan baru.

Mereka harus tiba di Peru sebelum perbatasan itu memberlakukan aturan serupa pada 25 Agustus yang mencegah mereka masuk tanpa paspor.

Dikabarkan Press TV, tercatat ada lebih dari satu juta migran Venezuela telah memasuki Kolombia selama 15 bulan terakhir, menurut perkiraan resmi, tetapi Ekuador, Peru, dan Brasil juga telah menerima mereka.

Banyak orang Venezuela telah berjuang untuk mendapatkan paspor di tengah kekacauan politik dan ekonomi negara OPEC, terutama selama dua tahun terakhir.

Tahun ini saja, 423.000 orang Venezuela telah memasuki Ekuador melalui perbatasan Rumichaca.

Pemerintah negar-negara Amerika Latin pada mulanya menyambut para migran dengan tangan terbuka, mengingat peran Venezuela dalam menyambut kediktatoran dan konflik yang terjadi di masa lalu.

Namun eksodus telah menggelembung tahun ini, memperluas layanan sosial, menciptakan lebih banyak kompetisi untuk pekerjaan berketerampilan rendah dan memicu kekhawatiran meningkatnya kejahatan. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya