Berita

Nasaruddin Umar/Net

Ormas Islam & Kelompok Radikal (33)

Belajar Dari Pengalaman Suksesi Abu Bakar

SABTU, 18 AGUSTUS 2018 | 08:22 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

STABILITAS politik baru saja diselesaikan oleh Abu Bakar dengan meredam isu gerakan pembangkangan pembayaran za kat dan gelombang pe murtadan. Namun tidak lama setelah itu Abu Bakar jatuh sakit karena faktor usia. Dan pada akhirnya berpulang ke Rahmatullah tanggal 23 Agustus 634 di Madinah setelah menjabat khalifah selama 2 tahun. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Sebelum wafat, Abu Bakar menyadari rumitnya proses suksesi Nabi yang pernah dialaminya di dalam pertemuan di Bani Tsaqifah, maka sungguhpun dalam keadaan sakit, ia menyempatkan untuk memusyawarahkan bakal penggantinya kelak jika seandainya dipanggil Allah Swt.

Abu Bakar As-Sidiq yang bernama asli Abdullah ibn Abi Quhafah, adalah khalifah pertama dalam sejarah politik dunia Islam. Ia merupakan sahabat senior dan paling awal memeluk agama Islam (al-sabiqun al-awwalun). Ia lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw pada 572 M di Mekah. Ia juga berasal dari suku Quraisy dari keturunan Bani Taim. Ia yang mewakili kelompok Muhajirin dalam sidang Bani Ttsaqifah, sebuah pertemuan penting yang mengangkatnya sebagai pengganti Nabi sebagai pemimpin pemerintahan. Abu Bakar berhasil meredam ketegangan antar etnik karena kapasitasnya sebagai ulama senior dan sering mendapatkan kepercayaan khusus dari Nabi, termasuk memimpin shalat saat Nabi sedang sakit.

Dalam masa pemerintahannya banyak dirongrong pemberontakan, seperti pemberontakan Musailimah al-Kazzab yang mengklaim diri sebagai Nabi. Ia juga menghadapi kolektor zakat swasta yang tidak berhak, apalagi mereka tidak meneruskannya ke Baitul Mal untuk disalurkan ke ashnaf yang berhak. Gelombang murtad juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerin-tahan Abu Bakar karena setelah Nabi wafat banyak kabilah kembali ke ajaran dan tradisi lamanya.


Meskipun memerintah hanya dua tahun, tetapi Abu Bakar berhasil membuat pengamanan kelompok Muhajirin untuk menjadi suksesor sesudah kepergian Nabi. Kelihatannya Umar juga sudah dipersiapkan oleh Abu Bakar karena begitu banyak kepercayaan yang diberikan kepada Umar di dalam menangani persoalan krusial di dalam masyarakat.

Abu Bakar kemudian menunjuk tiga sahabat senior, yaitu Abdurrahman bin 'Auf dan Usman bin 'Affan dari kalangan Muhajirin ditambah dengan Asid bin Khudair dari kalangan Anshar. Dalam pertemuan itu Abu Bakar mengusulkan Umar bin Khaththab sebagai penggantinya dan usulannya diterima oleh ketiga sahabat tersebut. Abu Bakar meminta Utsman untuk membuat surat washiyat untuk Umar yang kemudian diangkat sebagai khalifah pengganti dirinya.

Setelah Abu Bakar meninggal maka surat wasiat itu dibacakan dan akhirnya Umar bin Khaththab dikukuhkan sebagai Khalifah kedua melalui pembaiatan yang dilakukan di Mesjid Nabawi. Pembaiatan Umar kelihatannya mulus karena tidak mendapatkan reaksi dari berbagai kalangan. Ini disebabkan karena kepiawaian dan kearifan Abu Bakar melibatkan para pihak di dalam membicarakan persoalan suksesi.

Model suksesi yang dijalankan untuk meng gantikan Nabi Muhammad Saw sebagai kepala pemerintahan lalu digantikan dengan Abu Bakar, dan seterusnya ke pada Umar ibn Khaththab, tetap menggunakan perinsip-perinsip musyawarah, sungguhpun orang-orang ini memang dike nal sebagai orang-orang terkuat dan terhebat di masanya. Tidak ada di antara mereka yang dipaksakan. Mereka juga tidak berambisi untuk mengemban jabatan khalifah itu. Mereka lebih mengedepankan ketawadhu'an dan akhlak karimah di atas ambisi pribadi dan golongannya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya