Berita

Foto/Net

Hukum

KPK Periksa Dirut PLN Soal Suap PLTU Riau-1

JUMAT, 20 JULI 2018 | 10:21 WIB | LAPORAN:

Direktur Utama PLN Sofyan Basir memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sofyan yang sedianya akan diperiksa untuk tersangka suap pembangunan PLTU Riau-1, Johannes Budisutrisno Kotjo itu datang sekitar pukul 09.53 WIB. Dia masuk Gedung KPK bersama beberapa orang namun tidak banyak bicara saat diberondong pertanyaan wartawan.

Sofyan yang mengenakan kemeja panjang putih dipadu celana hitam hanya mengaku dirinya akan diperiksa sebagai saksi.


"Diperiksa sebagai saksi ya," katanya sambil berlalu masuk lobby Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (20/7).

Nama Sofyan Basir tidak asing dalam kasus suap pembangunan PLTU Riau-1 yang menyeret anggota DPR RI Eni Maulani Saragih dan Johannes Budisutrisno Kotjo, pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited.

Sebelumnya, KPK telah menggeledah beberapa tempat diantaranya ruang kerja dan rumah anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar Eni Maulani Saragih, kantor dan apartemen Johannes, kantor Sofyan Basir, dan kantor PJB Indonesia.

Dari penggeledahan, penyidik menemukan barang bukti diantaranya rekaman CCTV, dokumen-dokumen terkait, alat komunikasi, dan alat-alat elektronik.

Kasus bermula saat KPK menduga Eni dan kawan-kawan menerima uang Rp 500 juta sebagai bagian dari komitmen fee 2,5 persen dari nilai proyek yang akan diberikan terkait kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1.

Penerimaan kali ini merupakan yang ke empat kali dari Johannes dengan nilai total sekitarRp 4,8 miliar. Pemberian pertama pada Desember 2017 sebesar Rp 2 miliar, kedua Maret 2018 Rp 2 miliar dan ketiga 8 Juni Rp 300 juta. Uang diberikan melalui staf dan keluarga Eni. Diduga peran Eni untuk memuluskan proses penandatanganan kerjasama terkait PLTU Riau-1.

Saat ditangkap, KPK juga mengamankan barang bukti uang sebesar Rp 500 juta dan dokumen tanda terima.

Eni disangkakan melanggar pasal 12 huruf (a) atau huruf (b) atau pasal 11 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 junto pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Sementara Johannes disangkakan melanggar pasal melanggar pasal 5 ayat 1 huruf (a) atau huruf (b) atau pasal 13 UU 31/1999. [wah]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya