Berita

Zudan Arief Fakhrulloh/Net

X-Files

Dirjen Dukcapil Dua Kali Mangkir Diperiksa KPK

Kasus Korupsi Proyek E-KTP
JUMAT, 13 JULI 2018 | 08:52 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arief Fakhrulloh kembali tak memenuhi panggilan KPK. Ia telah dua kali mangkir diperiksa dalam kasus korupsi proyek e-KTP.

"Saksi tidak hadir Zudan Arief. Belum diperoleh informasi (ketidakhadirannya)," kata juru bicara KPK Febri Diansyah.

Sebelumnya, Zudan dijadwal­kan menjalani pemeriksaan pada 9 Juli 2018. Ia bakal diperiksa sebagai saksi perkara tersangka Markus Nari, anggota DPR Fraksi Partai Golkar.

Zudan tak datang. Namun mengirim surat ke KPK meminta penjadwalan ulang pemeriksaan. Zudan tidak menjelaskan ala­sannya mangkir. Penyidik lalu melayangkan surat panggilan kepada Zudan untuk menghadiri pemeriksaan 12 Juli 2018.

Lantaran kembali tak hadir, pe­meriksaan ditunda. "Dijadwalkan (pemeriksaan) Senin 16 Juli 2018 mendatang," kata Febri. Penyidik pun melayangkan surat panggilan lagi kepada Zudan.

Menurut Febri, pemeriksaan terhadap Zudan penting untuk melengkapi berkas perkara ter­sangka Markus Nari. Ia mengim­bau Zudan kooperatif. Penyidik bisa memanggil paksa dia terus mangkir.

Nama Zudan disebut-sebut da­lam persidangan terdakwa koru­psi proyek e-KTP Irman (bekas Dirjen Dukcapil), Sugiharto (eks Direktur Pengelola Administrasi Kependudukan), Andi Agustinus alias Andi Narogong hingga Setya Novanto.

Bekas Sekjen Kementerian Diah Anggraini--saat bersaksi di sidang Irman dan Sugiharto- -mengungkapkan, pernah ber­temu Setya Novanto di ac­ara pelantikan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Novanto lalu meminta Diah menyampaikan pesan kepada Irman. "Pak Setya Novanto me­nyampaikan, Tolong sampaikan ke Irman, kalau ketemu orang, ditanya, bilang saja tidak kenal saya," tutur Diah.

Namun tak bisa menemui Irman untuk menyampaikan pesan Novanto. Usai menghadiri pelantikan Ketua BPK, Diah di­copot dari Sekjen Kemendagri. Diah lalu meminta tolong Zudan--saat itu Kepala Biro Hukum Kemendagri--yang menyampaikan pesan Novanto kepada Irman.

Saat dihadirkan sebagai saksi sidang Irman dan Sugiharto, Zudan membenarkan keterangan Diah. "Bu Diah pernah berpesan, kalau ada yang tanya Pak Irman, bilang saja Pak Irman tidak kenal Setya Novanto," ujar Zudan.

Dia mengaku dititipi pesan pada 2014. Namun baru dis­ampaikan ke Irman pada 2015. Saat itu dia bertandang ke rumah Irman pada malam hari.

Setelah ngobrol ngalor-ngidul, Zudan bertanya kepada Irman apakah kenal dengan Setya Novanto. Menurut Irman, dia tak dengan Ketua Umum Partai Golkar itu. "Dia (Irman) tanya, "Ada apa Pak Prof? Lalu saya sampaikan bahwa Bu Diah pernah pesan, "Kalau ada yang tanya kepada Pak Irman, Bapak bilang saja Pak Irman tidak kenal Setya Novanto," kata Zudan.

Keterlibatan Zudan dalam perkara e-KTP ternyata tak sebatas penyampai pesan. Ia juga mengatur pejabat-pejabat Kemendagri yang dipanggil KPK untuk memberikan ket­erangan soal proyek e-KTP.

Adalah Drajat Wisnu Setyawan, Ketua Panitia Pengadaan Proyek e-KTP yang membe­berkan peran Zudan saat sidang perkara Andi Narogong. Zudan meminta Drajat tidak buka suara tentang bagi-bagi duit proyek e-KTP.

Awalnya, majelis hakim me­nanyakan kepada Drajat men­genai keterangannya di Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Di BAP, Drajat menyampaikan pernah diminta Zudan agar tidak menyampaikan soal aliran dana saat diperiksa KPK.

Menurut keterangan Drajat di BAP, Zudan tidak ingin kasus ko­rupsi e-KTP tersebut merembet ke mana-mana dan menyeret nama lainnya. Zudan menyuruh Drajat menjawab 'tidak tahu' jika ditanya penyidik soal aliran uang.

Drajat menjelaskan, sudah kebiasaan jika ada pejabat Kemendagri yang dipanggil pene­gak hukum mendapatkan arahan dari Biro Hukum. Pengarahan diberikan sebelum menjalani pemeriksaan.

"Ada beberapa pesan (arahan) seperti itu," ujarnya. ***

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya