Berita

Michael Kretschmer dan Suhardi Alius/Humas BNPT

Pertahanan

Giliran Jerman Pelajari Soft Approach BNPT Tangani Terorisme

KAMIS, 12 JULI 2018 | 07:58 WIB | LAPORAN:

Model pendekatan lunak (soft approach) dalam penanggulangan terorisme yang telah dijalankan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali mendapat apresiasi dari dunia internasional.

Itu ditunjukkan dengan kunjungan Wakil Presiden Bundeskriminalamt (BKA) atau Badan Antiteror Jerman, Michael Kretschmer ke Pondok Pesantren Al Hidayah, Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (11/7). Pondok pesantren ini diasuh mantan teroris Khairul Ghazali dan sebagian besar santrinya adalah anak-anak mantan teroris.

Kunjungan Krestschmer tidak lain untuk melihat langsung program soft approach yang nantinya akan diterapkan di Jerman. Selama ini Jerman memiliki pengalaman dalam menangani terorisme, terutama ekstrem kanan dan kiri, tapi untuk pendekatan lunak, mereka masih awam.

Kedatangan delegasi Jerman hanya berselang sepekan setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus Abraham Blok ke TPA Baitul Muttaqin dan Yayasan Lingkar Perdamaian di Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

Di tempat ini BNPT merangkul 37 mantan teroris yang telah ‘sembuh’ dipimpin Ali Fauzi, adik bomber Bom Bali 1,  Amrozi, untuk mengelola boarding school bagi keluarga dan anak mantan teroris.

"Dua tempat ini sekarang telah menjadi ikon dunia dalam penanganan terorisme. Buktinya hari ini Wapres BKA datang langsung belajar dan saling menggali pengalaman. Minggu lalu, Menlu Belanda juga ke Lamongan, dan akhir bulan ini, Badan Antiteror Jepang juga akan berkunjung ke Lamongan," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius.

Menurut Komjen Suhardi, di dua tempat itulah, BNPT mencari titik balik supaya para mantan teroris dan keluarganya bisa diterima kembali di masyarakat, sekaligus memberikan kesempatan kedua untuk menjadi manusia bagi nusa dan bangsa. Hasilnya meski belum genap setahun, para santri di Ponpes Al Hidayah ini sudah jauh berbeda dibandingkan di awal-awal program ini dijalankan.

"Lihat saja anak-anak (santri) di sini, dulu saat kali pertama kami datang, mereka seperti takut dan tidak mau berinteraksi, sekarang lihat saja dan tanya mereka cita-citanya, ada yang mau jadi polisi, ustadz, bahkan jadi kepala BNPT. Dulu mereka takut dan jauh dari masyarakat sekitar, sekarang telah bergabung dan terintegrasi," terang Komjen Suhardi Alius.

Tidak berhenti di dua tempat itu, kata mantan Kabareskrim Polri ini, BNPT berencana membangun satu boarding school lagi di Karanganyar, Jawa Tengah, yang juga dikelola mantan teroris dan keluarganya.

Ia berharap cara-cara soft approach ini menjadi contoh baik dalam bersinergi dengan dunia internasional dalam penanganan terorisme.

"Teroris ada di semua negara, termasuk di Jerman. Makanya saya tertarik dengan program pencegahan yang telah dilakukan BNPT. Hari ini kami datang untuk studi banding sekaligus belajar bagaiman cara mencegah seseorang agar tidak menjadi teroris dan membuat orang yang sudah pernah menjadi teroris agar tidak kembali," tutur Kretschmer.

Ia mengaku terkesan dengan keberadaan Ponpes Al Hidayah dengan boarding school yang dihuni anak-anak mantan teroris. Tempat ini sekaligus menjadi jawaban dan contoh nyata dalam pencegahan terorisme dengan cara-cara yang pintar. Menurutnya, anak-anak ini tidak dilahirkan sebagai teroris sehingga harus diberikan ilmu dan pelajaran yang positif.

"Tempat ini memberikan masa depan lebih baik buat anak eks teroris agar mereka tidak melakukan kejahatan yang sama seperti yang dilakukan orang tuanya. Masa depan anak ini adalah masa depan seluruh masyarakat agar terbebas dari terorisme. Saya sangat menghargai keberadaan Ponpes Al Hidayah dan sangat apresiasi dengan apa yang dilakukan BNPT dan juga ustadz Khoirul Ghazali," terang Kretschmer.

Selain berkeliling meninjau Ponpel Al Hidayah dan segala fasilitasnya, delegasi BKA juga melakukan pertemuan dan diskusi hangat dengan kepala BNPT, serta pengelola Ponpes Al Hidayah. Diskusi berjalan santai, bahkan mereka (BKA) juga membagikan alat-alat tulis dan permen yang disambut suka cita para peserta didik. [wid]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Ini Kisah di Balik Fufufafa Dikaitkan dengan Gibran

Rabu, 11 September 2024 | 01:15

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

UPDATE

Taiwan Bersiap Hadapi Hujan Petir Bebinca

Jumat, 13 September 2024 | 16:05

Cawagub Pendamping Emil Menghadap Pimpinan MPR di Senayan, Ada Apa?

Jumat, 13 September 2024 | 15:44

Begini Strategi Pertamina Wujudkan Net Zero Emissions 2060

Jumat, 13 September 2024 | 15:41

Diduga Pungli Rp500 Ribu, Anggota Samsat Bekasi Diproses Propam

Jumat, 13 September 2024 | 15:29

Sinyal Kepanikan Jokowi Makin Kuat Jelang Lengser

Jumat, 13 September 2024 | 15:25

Ormas Lebih Mudah Ketemu Presiden Jokowi Ketimbang Pimpinan KPK

Jumat, 13 September 2024 | 15:24

Lebih Akurat, Taiwan Mulai Gunakan Teknologi AI untuk Ramal Cuaca

Jumat, 13 September 2024 | 15:24

Bank Sentral Eropa Kembali Pangkas Suku Bunga

Jumat, 13 September 2024 | 15:15

Lebih dari 20 Negara Afrika Dukung Israel Kuasai Palestina

Jumat, 13 September 2024 | 15:10

Kementan Targetkan Produksi Beras 32,29 Juta Ton di 2025

Jumat, 13 September 2024 | 14:55

Selengkapnya