Berita

Foto/Net

Kesehatan

Pemerintah Perlu Kaji Potensi Produk Tembakau Alternatif

SELASA, 26 JUNI 2018 | 20:16 WIB | LAPORAN:

Otoritas kesehatan Jerman baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitian terkait produk tembakau alternatif, tepatnya produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar.

Penelitian yang dilakukan Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment/BfR) menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki tingkat toksisitas atau tingkat merusak suatu sel yang lebih rendah hingga 80-99 persen dibandingkan rokok konvensional.

Hasil penelitian yang terangkum dalam jurnal peer-review Archives of Toxicology yang dipublikaskan pada Mei 2018 ini juga menemukan bahwa produk tersebut mengandung unsur konstituen berbahaya dan berpotensi berbahaya yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Dengan kata lain memiliki potensi lebih besar untuk mengurangi risiko kesehatan dibandingkan rokok konvensional.

Dewan Penasihat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Jawa Barat dr. Ardini Raksanagara menjelaskan, penelitian tersebut dapat menjadi landasan baru yang menunjukkan potensi produk tembakau alternatif sebagai solusi mengatasi permasalahan rokok di Indonesia.

"Hasil penelitian Jerman ini dapat menjadi referensi baru untuk mengetahui lebih dalam mengenai potensi produk tembakau alternatif. Seperti produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar yang lebih rendah risiko kesehatannya dibandingkan rokok konvensional hingga 99 persen," ujarnya kepada wartawan, Selasa (26/6).

Menurut dr. Ardini, meski dunia kesehatan kini memiliki pandangan baru dengan sumber terpercaya mengenai produk tembakau alternatif, penelitian lanjutan tetap dibutuhkan untuk menggali potensi lain yang dimiliki produk tersebut.

"Selama ini yang terjadi sebagian besar masyarakat masih beranggapan bahwa produk tembakau alternatif tidak memiliki perbedaan dan bahkan lebih berbahaya dibandingkan dengan rokok konvensional. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan masyarakat akan mendapatkan pandangan terbaru dari sudut pandang ilmiah kesehatan terutama dalam bidang toxicology," jelasnya.

Dia mengatakan, tidak hanya Jerman yang melakukan penelitian lebih lanjut tentang produk tembakau alternatif. Di Yunani, terdapat studi di mana para ahli jantung menemukan bahwa mayoritas pengguna tembakau alternatif seperti rokok elektrik adalah mantan perokok.

"Sehingga dapat dikatakan sudah banyak perokok yang menjadi sadar akan adanya alternatif produk yang lebih rendah risiko," ujar dr. Ardini.

Penelitian yang terangkum dalam Harm Reduction Journal tersebut meneliti produk tembakau alternatif pada 4058 orang yang tinggal di wilayah Attica (wilayah besar di Yunani yang meliputi ibu kota negara). Secara kuantitatif, jumlah responden pengguna rokok elektrik lebih besar dibandingkan dengan rokok konvensional yakni sebanyak 54,1 persen, sedangkan perokok konvensional sebanyak 32,6 persen.

"Sudah semakin banyak hasil penelitian yang menunjukkan potensi produk tembakau alternatif yang dapat mengurangi jumlah prevalensi risiko akibat rokok dan beralih menggunakan yang lebih rendah risiko. Diharapkan ini dapat menjadi bahan referensi yang baik dan terpercaya, sehingga ke depannya bukan tidak mungkin kalau berbagai hasil penelitian dan kajian ini dapat diterapkan di Indonesia. Tentunya harus dikawal dengan perumusan kebijakan dan aturan yang tepat agar tidak salah sasaran," demikian dr. Ardini. [wah]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya