Terminal bus antar kota antar provinsi (AKAP) Lebak Bulus, Jakarta Selatan sudah empat tahun melayani pemudik dengan status terminal lintasan atau terminal bantuan.
Kepala petugas lapangan Terminal Lebak Bulus, Hilman menceritakan bahwa penutupan terminal tersebut dilakukan sejak 18 Januari 2014.
"Kita kan sekarang ini sebagai tempat bantuan karena yang punya induknya sudah ditutup untuk MRT," ujar Hilman di lokasi, Rabu (13/6).
Hilman mengakui bahwa ada pandangan tidak baik pada terminal yang merupakan terminal besar ibu kota. Lebak Bulus, dahulu dikenal dengan banyaknya calo dan premanisme.
Tetapi itulah cerita masa lalu, kata Hilman, kini Terminal Lebak Bulus sudah berbenah. Pada momen tertentu, seperti halnya hari raya dan tahun baru dilakukan peningkatan pengamanan bersama aparat Kepolisian.
"Untuk itu kita ada koordinasi, ada pos polisi di sebelah sana (depan terminal). (Polisi) ada yang tertutup (berpakaian preman) ada yang terbuka. Ada yang berseragam ada yang tidak," jelasnya.
Periode arus mudik tahun ini, lanjutnya, semua berjalan dengan baik dan penumpang mendapatkan kenyamanan. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya temuan ataupun laporan adanya tindak kejahatan di Terminal Lebak Bulus.
"Sampai saat ini belum ada yang melaporkan kejadian karena kita tetap intens koordinasi dengan pihak keamanan," tukasnya.
[fiq]
