Berita

Nusantara

Kasus Mako Brimob Polri Harus Diteliti Secara Independen

SABTU, 12 MEI 2018 | 08:49 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Insiden penyerangan yang terjadi di Mako Brimob Polri yang menelan 6 korban jiwa, di mana 5 di antaranya adalah anggota polisi membuat heran publik nasional dan internasional.

Pasalnya, muncul informasi yang simpang-siur terkait insiden tersebut.

"Kasus ini sangat sensitif, harus dilaporkan secara jujur karena informasi yang berkmebang di publik sangat berbeda dengan apa yang dilaporkan oleh pemerintah," kata Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat Anton Tabah Digdoyo.


Terlebih, sambungnya, penguasa saat ini kerap tidak bisa menjelaskan banyak hal yang dipersoalkan oleh rakyat, seperti kasus TKA buruh kasar dari Tiongkok, penyelundupan ratusan ton narkoba dari Tiongkok, registrasi nomor ponsel dengan NIK KK, serta sederet kebijakan negara yang tidak dijelaskan dengan baik di pemerintahaan saat ini.

"Kasus Mako Brimob menambah daftar panjang dari masalah negara yang sangat sensitif tersebut," jelas mantan Jendral Polri tersebut dalam keterangannya yang diterima redaksi akhir pekan ini.

"Saya sarankan kasus Mako Brimob ini segera diteliti apa sebenarnya yang terjadi. Jangan hanya keterangan sepihak dari penguasa, karena penguasa era ini sedang dilanda public distrust," tambahnya.

Dia menekankan pentingnya penelitian independen untuk menjelaskan kasus tersebut lebih mendalam.

"Harus ada penelitian ilmiah independen sejujur-jujurnya oleh universitas supaya meneliti lebih terbuka," kata Anton.

"Dengan cara ini segala informasi yang simpang siur tersebut akan terjawab," pungkasnya. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya