Berita

Malaysia/Net

Dunia

Petahana Dan Oposisi Malaysia Klaim Ada Serangan "Telepon Sampah" Sebelum Pemungutan Suara

RABU, 09 MEI 2018 | 13:17 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Politisi Malaysia dari kedua kubu, baik kubu pemerintah dan kubu oposisi mengeluhkan "trik kotor" di tengah pemungutan suara yang tengah berlangsung hari ini (Rabu, 9/5).

Kelompok hak-hak sipil Malaysia Suaram mengatakan bahwa telah ada panggilan-panggilan spam non-stop yang juga telah mempengaruhi pemimpin kelompok masyarakat sipil. Hal itu dinilai sebagai upaya yang jelas untuk menghalangi pemilihan pada titik kritis hari pemungutan suara.

Beberapa pemimpin dari koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) mengatakan mereka telah mematikan telepon mereka setelah menerima panggilan otomatis hampir setiap menit dari sejumlah nomor luar negeri yang sebagian besar tidak dikenal, sejak sebelum pemungutan suara dibuka pada pukul 8 pagi tadi.


"Ini adalah serangan teknologi kotor pada kami, kami telah lumpuh. Kami tidak dapat berbicara dengan siapa pun. Mereka mencoba untuk menyabot sistem pemilihan untuk menolak kemenangan PH," kata Lim Guan Eng, seorang pemimpin oposisi senior.

"Perusahaan telekomunikasi harus melakukan sesuatu. Kita bisa mengeluh kepada pihak berwenang, tetapi apa yang bisa mereka lakukan sekarang?" sambungnya seperti dimuat Reuters.

Sementara itu seorang menteri di pemerintahan PM Najib Razak mengatakan teleponnya juga menerima beberapa panggilan dari nomor tak dikenal dari Amerika Serikat, Inggris dan Malaysia, sementara pemimpin koalisi yang berkuasa lainnya memposting video di twitter yang menunjukkan telepon yang menerima panggilan setelah panggilan.

Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC), pengatur komunikasi negara itu, tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.

Azmin Ali, menteri utama dari negara bagian Selangor yang ditentang oposisi, mengatakan dia meninggalkan ponselnya di mobilnya ketika dia pergi keluar untuk memberikan suara karena dia menerima panggilan terus menerus dan email sampah.

Kedua belah sisi sama-sama mengklaim mendapatkan panggilan spam atau sampah namun tidak jelas siapa yang mereka curigai berada di balik serangan telepon itu. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya