Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Badan Amal Berlomba-lomba Beri Bantuan Makanan Jelang Ramadhan

RABU, 09 MEI 2018 | 11:49 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Jutaan orang Mesir yang berjuang untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh langkah-langkah penghematan akan mendapatkan bantuan selama bulan suci Ramadhan.

Pasalnya, sejumlah badan amal menawarkan bantuan makanan untuk keluarga yang membutuhkan untuk berbuka dan sahur.

Reuters
pekan ini memuat bahwa sejumlah sukarelawan sibuk menyiapkan setengah juta kotak makanan bagi orang miskin. Ada juga mendirikan 60 tenda besar di seluruh negeri untuk melayani makanan untuk buka puasa sepanjang Ramadhan.


"Kami memberikan kotak terbesar di Mesir," kata Sherif Azzouz, kepala jaringan relawan di Misr El Kheir, salah satu badan amal yang terlibat.

Setiap kotak memiliki berat 25 kg dan berisi 16 produk pangan.

"Ini berlaku untuk semua orang yang dianggap memenuhi syarat oleh Misr El Kheir dan salah satu badan amal mitra kami, dan didistribusikan di Mesir Hulu, mulai dari Fayoum ke Aswan, dan juga di beberapa bagian Delta," sambungnya.

Azzouz mengatakan Misr El Kheir, yang bekerja dengan badan amal lain yang lebih kecil, berharap dapat memberi makan total 10 juta orang yang berpuasa di 22 dari 27 provinsi di negara itu.

Mesir diketahui telah memberlakukan reformasi ekonomi yang sulit di bawah program pinjaman IMF senilai USD 12 miliar, termasuk pemotongan berat untuk subsidi energi dan pajak baru yang telah membawa kesulitan bagi banyak orang.

Sebuah mata uang mengambang di akhir 2016 menyebabkan pound Mesir secara kasar membagi nilai, mendorong harga naik tajam di negara yang bergantung pada impor.

Permintaan makanan melonjak selama Ramadhan karena persediaan persediaan keluarga, menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut.

Menjelang Ramadhan, Kementerian Pasokan Mesir mengatakan pihaknya menyimpan barang-barang penting di gerai-gerai negara dan menjual produk bersubsidi untuk menjaga harga tetap terkendali.

"Salah satu kontribusi kami yang lebih besar adalah sekitar 3,5 miliar pound Mesir senilai produk bersubsidi yang tersedia untuk 70 juta warga," kata Mohamed Sweed, juru bicara kementerian. Termasuk di antaranya adalah gula, minyak, beras, dan pasta. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya