Berita

Trump/Net

Dunia

Empat Skenario Yang Mungkin Diambil Trump Soal Kesepakatan Nuklir Iran

SELASA, 08 MEI 2018 | 13:49 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengumumkan keputusan tentang masa depan perjanjian nuklir internasional dengan Iran yang dibuat tahun 2015 lalu, pekan ini.

Banyak pengamat dan pemimpin negara yang khawatir bahwa Trump akan membawa Amerika Serikat keluar dari perjanjian tersebut.

Reuters memuat empat skenario kemungkinan yang bisa diambil Trump mengenai nasib Rencana Aksi Bersama Komprehensif 2015, atau JCPOA, di mana Iran menerima pembatasan pada program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi Eropa, Eropa, dan Amerika Serikat.


Skenario 1: Trump Menerbitkan Ulang Keringanan Sanksi
Trump dapat mengabaikan sanksi Amerika Serikat terhadap bank sentral Iran dan ekspor minyak, seperti yang telah dilakukannya setiap empat bulan sekali, sambil melanjutkan pembicaraan dengan Jerman, Perancis, dan Inggris pada kesepakatan sampingan yang membahas apa yang dilihatnya sebagai kekurangan dalam perjanjian tersebut.

Skenario 2: Trump Tidak Meringankan Sanksi

Trump dapat memutuskan untuk tidak meringankan sanksi, di mana hukuman akan berlaku 180 hari kemudian kepada Iran, dan menyerahkannya kepada sekutu Eropa yang mendukung keberlanjutan kesepakatan, untuk mengambil tindakan sendiri.

Dalam skenario ini, Iran harus memutuskan apakah akan terus mematuhi pembatasan kesepakatan pada program nuklirnya atau tidak.

Skenario 3: Trump Tidak Meringankan Sanksi, Tapi Memikirkan Ulang Sanksi
Trump dapat memutuskan untuk tidak meringankan sanksi, tetapi mengumumkan bahwa dia dapat meringankan sanksi jika sekutu Eropa mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Dalam skenario ini, tetap menjadi pilihan Iran apakah akan terus mematuhi kesepakatan untuk sementara waktu atau hengkang.

Skenario 4: Trump Tidak Meringankan Sanksi Dan Mengatakan Iran Telah Melanggar Perjanjian

Trump dapat mengumumkan bahwa dia tidak akan mengesampingkan sanksi, dan, mengutip bukti yang diakui diungkapkan oleh Israel, mengklaim bahwa Iran melanggar kesepakatan.

Amerika Serikat kemudian dapat menggunakan mekanisme penyelesaian perselisihan yang tertuang dalam JCPOA untuk mencari "jungkir balik" sanksi PBB terhadap Iran. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya