Berita

Shinzo Abe/Net

Dunia

Protes Besar-besaran Tandai Hari Peringatan Konstitusi Ke-71 Jepang

JUMAT, 04 MEI 2018 | 13:59 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ribuan orang berunjuk rasa di seluruh Jepang pada hari Kamis kemarin (3/5) untuk memprotes upaya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk mengubah Konstitusi damai negara sebagai bangsa yang menandai Hari Peringatan Konstitusi ke-71.

Di Tokyo, sekitar 60.000 orang, termasuk mahasiswa, ahli hukum, perwakilan dari partai oposisi, serta warga biasa, berkumpul di Taman Pencegahan Bencana Rinkai kota, memegang spanduk dan bendera serta meneriakkan slogan seperti "Mengubah Pasal 9, Tidak" dan "Pemerintahan Abe harus mundur. "

Kazuo Shii, ketua Partai Komunis Jepang, mengatakan pada pertemuan itu bahwa rencana untuk mengubah Pasal 9 Konstitusi akan memungkinkan Tentara Bela Diri Jepang (SDF) untuk terlibat dalam perang di luar negeri dan rencana tersebut harus tegas ditentang.


Sementara Toshihiro Yamauchi, profesor emeritus Universitas Hitotsubashi, mengatakan bahwa itu karena Konstitusi pasifis bahwa orang-orang Jepang dapat menikmati kehidupan yang damai dan Hari Peringatan Konstitusi memberikan kesempatan kepada orang untuk menegaskan kembali peran positif yang dimainkan oleh Konstitusi damai dalam menjaga perdamaian.

Demonstrasi juga diadakan di Osaka, Fukuoka dan Hokkaido dan daerah lain di seluruh Jepang, menurut laporan setempat.

Abe, bagaimanapun, menegaskan kembali pada hari Kamis usahanya untuk mengamandemen Konstitusi dalam pesan video pada pertemuan pendukung konstitusi revisi di Tokyo.

Dia mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya untuk meneruskan diskusi untuk membenarkan keberadaan SDF dalam Konstitusi.

Konstitusi Jepang saat ini, yang disusun di bawah pendudukan Sekutu setelah Perang Dunia II, paling dikenal karena Pasal 9, dimana Jepang mencabut haknya untuk berperang dan berjanji bahwa angkatan darat, laut, dan udara, serta perang lainnya potensial, tidak akan pernah dipertahankan.

Konstitusi tidak pernah direvisi sejak diberlakukan pada 3 Mei 1947.

Revisi Konstitusi telah lama menjadi tujuan Abe dan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa. LDP telah menganjurkan revisi konstitusional sebagai bagian dari platformnya sejak partai ini didirikan pada 1950-an, termasuk mengubah pasal 9 yang melanggar perang. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya