Berita

Kofi Annan/Net

Dunia

Kofi Annan: Facebook Harus Bergerak Lebih Cepat Daripada Pesan Kebencian

JUMAT, 04 MEI 2018 | 11:43 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Mantan ketua PBB Kofi Annan mengatakan kepada Facebook Inc pekan ini bahwa perusahaan tersebut harus mempertimbangkan pembentukan tim khusus untuk merespon lebih cepat terhadap ancaman kekerasan sektarian di negara-negara seperti Myanmar yang beresiko tinggi.

Facebook, jaringan sosial terbesar di dunia, diketahui saat ini berada di bawah tekanan dari pihak berwenang dan kelompok-kelompok hak asasi manusia di banyak negara karena perannya dalam menyebarkan pesan kebencian, kisah palsu, dan propaganda yang disponsori pemerintah.

Annan, muncul di panggung sebelum audiens karyawan Facebook, diminta oleh Chief Product Officer Facebook Chris Cox untuk menyampaikan rekomendasi untuk perusahaan untuk membantu melindungi pemilihan.


Annan menjawab bahwa Facebook harus mampu mengatur semacam kekuatan respons yang cepat, kelompok reaksi cepat.

Pihak Facebook sendiri mengatakan telah memiliki lebih dari 7.500 pekerja yang meninjau posting untuk kepatuhan dengan buku aturannya.

Namun pihak Facebook mengakui bahwa di beberapa negara masih kekurangan staf untuk menjalankan kebijakan tersebut.

Ahli Hak Asasi Manusia AS yang menyelidiki kemungkinan genosida di Myanmar mengatakan pada bulan Maret bahwa Facebook telah memainkan peran dalam menyebarkan pidato kebencian di negara tersebut.

Annan yang memimpin komisi yang tahun lalu merekomendasikan kepada pemerintah Myanmar untuk menghindari kekuatan yang berlebihan dalam krisis.

Namun sejak itu, kata Annan, media sosial Facebook mungkin telah membuat krisis lebih buruk.

"Jika memang itu masalahnya, apakah ada titik di suatu tempat di sepanjang garis ketika tindakan bisa diambil untuk mengganggu penyebaran pesan? Ini adalah masalah yang perlu Anda pikirkan," kata Annan seperti dimuat Reuters. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya