Berita

Lukman-Andy/Net

Nusantara

Ketimbang Utang Mending Genjot Pajak Transportasi Online

SELASA, 01 MEI 2018 | 01:16 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Labor Institute Indonesia menyarankan pemerintah menggenjot pajak dari penyedia aplikasi transportasi online ketimbang utang luar negeri semakin membengkak. Banyak yang mempermasalahkan utang luar negeri yang sudah tembus Rp 4.000 triliun.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Labor Institute Indonesia Lukman Hakim saat jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (30/4). Hadir bersama Lukman, Ketua Jakarta Transportation Watch (JTW) Andy William Sinaga.

"Daripada utang, mending minta pajak transportasi online," ujar Lukman.


Penyedia aplikasi transportasi online dan turunannya didesak mentaati aturan main di Indonesia khususnya soal pajak dan kesejahteraan driver.

Jelas Lukman, saat keuntungan perusahaan aplikasi meningkat driver malah dalam posisi yang dilemahkan.

"Dan pemerintah harus mengambil manfaat yang lebih strategis dari keberadaan aplikasi transportasi online yaitu melalui kontribusi pajak dari aktivitas aplikasi online," jelas Lukman.

Menurut dia, dari aktivitas bisnis aplikasi transportasi online ini pemerintah kehilangan potensi pajak hingga belasan triliunan rupiah setiap tahun. Saat ini Pemerintah Indonesia baru berhasil menarik pajak sebesar 1 persen saja.

"Aturan pajak 1 persen (PPh Final) menurut PP 46/2013 dikenakan pada wajib pajak pribadi dan badan yang memiliki omzet usaha kurang dari Rp 4,8 miliar dalam setahun. Persoalannya, apakah Gojek dan Grab merupakan UKM yang hanya beromzet tidak lebih Rp 4,8 miliar?" ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Lukman, penyedia aplikasi transportasi online harus tunduk dan wajib mentaati auran main di Indonesia, dan harus bersikap kooperatif dalam mencari solusi saling menguntungkan. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya