Sejumlah ahli kesehatan dari Organisasi Kesehatan Duni (WHO) memperingatkan bahwa kasus malaria di Venezuela mengalami lonjakan signifikan sebanyak 69 persen tahun lalu.
Mereka mengungkapkan keprihatinan atas penyebaran penyakit di negara yang dilanda krisis dan bagian lain dari Amerika Latin.
Angka itu dirilis oleh WHO pekan ini, bertepatan dengan Hari Malaria Dunia.
Menurut perkiraan badan kesehatan PBB, kasus malaria di Venezuela naik dari menjadi 240.613 pada 2016 menjadi 406.000 pada tahun 2017.
Angka saat ini sekitar lima kali lebih tinggi daripada tahun 2013 untuk penyakit yang ditularkan nyamuk.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah peningkatan besar, mungkin mencapai hampir setengah juta kasus per tahun," kata Pedro Alonso, direktur program malaria global WHO.
"Ini adalah peningkatan terbesar yang dilaporkan di mana pun di dunia," tambahnya.
Dia menyalahkan kurangnya sumber daya dan kampanye anti-malaria yang tidak efektif di negara tersebut yang menghasilkan peningkatan angka malaria di Venezuela.
Data WHO sendiri menunjukka bahwa para migran Venezuela yang melarikan diri dari krisis ekonomi dan sosial membawa penyakit yang dibawa nyamuk ke Brasil dan bagian lain dari Amerika Latin. Karena itulah, pihak berwenang didesak untuk menyediakan pemeriksaan dan pengobatan gratis tanpa menghiraukan status hukum mereka untuk menghindari penyebaran lebih lanjut.
"Di Amerika, bukan hanya Venezuela. Kami benar-benar melaporkan peningkatan di sejumlah negara lain," kata Alonso.
"Venezuela, ya ini adalah keprihatinan yang signifikan, malaria meningkat dan itu meningkat dengan cara yang sangat mengkhawatirkan," sambungnya seperti dimuat
Al Jazeera.
[mel]