Berita

Miguel Diaz Canel/Amelia Fitriani

Dunia

Mengenal lebih Dekat Miguel Diaz, Penguasa Baru Kuba Pasca Era Castro

SABTU, 21 APRIL 2018 | 11:16 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Nama Miguel Diaz Canel menjadi sorotan pekan ini. Dia resmi dilantik sebagai presiden baru Kuba pada Kamis (19/4) kemarin, menggantikan Raul Castro. Miguel dilantik selang sehari setelah dipilih oleh parlemen Kuba yang terdiri dari 605 kursi tanpa penolakan.

Dengan demikian, ini adalah pertama kalinya sejak revolusi pada tahun 1959, keluarga Castro tidak berada di pucuk pimpinan pemerintah. Presiden sebelumnya, Raul Castro merupakan adik kandung Fidel Castro. Dia mengambil alih kekuasaan dari kakanya yang sakit tahun 2006 lalu sebagai Perdana Menteri dan baru tahun 2008 resmi menjadi presiden.

Sedangkan Fidel Castro, yang dikenal sebagai seorang revolusioner, telah memimpin Kuba sejak tahun 1959 hingga 1976 sebagai perdana menteri dan kemudian menjadi presiden sejak 1976 hingga 2008.


Kendari bukan dari keluaga Castro, Diaz sendiri bukanlah sosok baru, baik di kancah perpolitikan Kuba, pemerintahan, maupun keluarga Castro. Dia dikenal sebagai tangan kanan Raul Castro. Canel sendiri dikenal sebagai tangan kanan Raul yang telah melayani sebagai wakil presiden pertama selama lima tahun terakhir.

Penunjukkan Diaz sebagai pemimpin baru Kuba bukanlah sesuatu yang terjadi secara mendadak. Namanya pertama kali disebut-sebut di muka publik pada tahun 2016 lalu, ketika Fidel Castro meninggal dunia. Pada saat itulah untuk pertama kalinya dia disebut sebagai calon penerus kepemimpinan dari generasi revolusioner Castro.

Pria kelahiran kota Placetas di Villa Clara Kuba, 20 April 1960 itu digambarkan media-media asing sebagai sosok yang seirus, jarang tersenyum, namun dipercaya sebagai pribadi yang humoris. Sejumlah media bahkan menyebut bahwa dia adalah sosok pria yang loyal, fleksibel dan cerdas.

Diaz lahir dari ibu seorang guru dan dan ayah seorang pekerja pabrik mekanik di Santra Clara, Kuba. Namun keterbatasan yang dimilikinya tidak membuatnya putus asa mengejar pendidikan hingga ke kursi perguruan tinggi. Diaz lulus dari Central University of Las Villas pada tahun 1982 sebagai insinyur elektronik dan kemudian bergabung dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kuba.

Sejak April 1985, Diaz mengajar di almamaternya sebelum akhirnya dua tahun kemdian menyelesaikan misi internasional di Nikaragua sebagai Sekretaris Pertama Liga Komunis Muda Villa Clara.

Karir politiknya dimulai pada tahun 1993 saat dia mulai bekerja dengan Partai Komunis Kuba dan setahun kemudian terpilih sebagai Sekretaris Pertama dari Komite Partai Provinsi Villa Clara. Selama mengisi pos ini, dia berhasil membangun reputasi yang baik dan kompeten. Selama waktu itu ia juga memperjuangkan hak LGBT di negara yang pada umumnya tidak menyukai homoseksualitas.

Kemudian di tahun 2003, dia terpilih untuk posisi yang sama di Provinsi Holguin. Masih di tahun yang sama, dia dikooptasi sebagai anggota Politbiro Partai Komunis Kuba.

Namun karena reputasi, kompetensi dan kecakapannya, Diaz lalu diangkat menjadi Menteri Pendidikan Tinggi pada Mei 2009, posisi yang ia pegang hingga 22 Maret 2012 sebelum akhirnya Diaz mengemban jabatan baru sebagai  Wakil Presiden Dewan Menteri atau dikenal juga sebagai Wakil Perdana Menteri. Kurang dari satu tahun setelah itu dia juga menjadi Wakil Presiden Pertama Kuba.

Sebagai Wakil Presiden Pertama Dewan Negara, Diaz bertindak sebagai wakil Presiden, Raul Castro.

Kendati Diaz merupakan sosok yang lahir setelah revolusi, namun dia dikenal sebagai tangan kanan Raul Castro yang sangat setia. Dia diprediksi tidak akan membuat perubahan radikal dalam pemerintahan Kuba. Selain itu juga, kendati resmi mundur, namun Raul Castro masih memiliki pengaruh yang kuat dalam pemerintahan di Kuba.

Diaz diberikan tongkat estafet sebagai peran kunci untuk generasi revolusioner yang lebih muda, untuk melestarikan sistem komunis demi masa depan di Kuba. Demikian, dikutip sejumlah sumber. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya