Berita

Nasaruddin Umar/Net

Makna Spiritual Isra’ Mi’raj (5)

Makna Perjalanan Spiritual

MINGGU, 15 APRIL 2018 | 10:53 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

MANUSIA satu-satunya makhluk eksistensialis, yang posisinya fluktuatif, bisa turun-naik martabat dan maqam-nya di sisi Tuhan. Karena itu manusia sesung­guhnya selalu melakukan perjalanan spiritual. Dalam Al-Qur’an disebutkan: Dan sesungguhnya Kami jadi­kan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan­nya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mere­ka itu sebagai binatang ternak, bahkan mere­ka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S.al-A’raf/7:179). Dalam ayat lain dikatakan: "… sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya apa yang telah Allah wahyukan." (Q.S. al-Najm/53:3-12).

Kedua ayat di atas terdapat isyarat betapa pentingnya manusia melakukan perjalanan spiritual (spiritual journey) guna meningkatkan martabatnya. Perlunya anak manusia menem­puh perjalanan suci juga telah diisyaratkan da­lam ayat: Maka apakah mereka tidak mengem­bara di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mer­eka dapat mendengar? Karena sesungguh­nya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Q.S.al- Haj/22:46). Lebih tegas lagi disebutkan dalam ayat: Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu mengem­baralah kalian di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendus­takan (rasul-rasul). (Q.S. Ali ‘Imran/3:137).

Begitu pentingnya memikirkan perjalan­an spiritual ini maka Allah Swt mengingatkan kita dalam suatu kalimat bertanya: Maka ke manakah kalian akan pergi? Itu tiada lain han­yalah peringatan bagi semesta alam. (Q.S. al- Takwir/81:26-27). Ayat ini mengingatkan kita bahwa hidup ini sebuah pengembaraan, yaitu perjalanan untuk kembali ke pangkuannya (Inna lillah wa inna ilaihi raji’un). Di dalam me­nempuh pengembaraan hidup ini, di dalam se­tiap pengabdian dalam shalat kita selalu mem­baca ayat dalam surah al-Fatihah, yang wajib dibaca pada setiap rakaat: Ihdinas shirath al-mustaqim, shirath al-ladzina an’amta ‘alaihim, gair al-magdhub 'alaihim waladh dhalin (Tun­jukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat/Q.S. al-Fatihah/1:6-7).


Kalangan ulama ('arifin) membagi jenjang perjalanan spiritual itu kepada beberapa ta­hap atau tingkatan. Ibnu ‘Arabi dalam Fush­ush al-Hikam-nya menyebutkan ada tiga tahap pengembaraan spiritual (al-sair al-tsalatsah), yaitu pengembaraan menuju Allah (al-sair ila Allah), pengembaraan di dalam Allah (al-sair fi Allah), dan pengembaraan dengan Allah ke­pada Allah untuk mencapai kesempurnaan (al-sair bi Allah ila Allah li al-takmil), dan Say­id Kamal al-Haidari dalam kitabnya Min al- Khalq ila al-Khalq, Rihalat al-Salik fi Asfarih al-Arba’ah, mengembangkannya menjadi em­pat bagian pengembaraan, yaitu sebelum ke jenjang yang terakhir versi Ibnu ‘Arabi ia me­nambahkan suatu tahap yang disebutnya den­gan: al-taraqqi ila ‘ain al-jam’ wa al-Hadhrah al-Ahadiyyah, yaitu peroses pendakian menu­ju penyatuan dengan wujud Ahadiyyah. Apa yang sesungguhnya yang dimaksud dengan tahapan-tahapan itu, dan bagaimana menem­puh pengembaraan suci ini, akan diuraikan dengan segala keterbatasn penulis di dalam artikel mendatang. Allahu A’lam.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya