Berita

Rizal Ramli

Bisnis

Rizal Ramli: 83 Persen Kredit Mengalir ke Bisnis Besar

SENIN, 26 MARET 2018 | 22:10 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komisi XI DPR RI memerlukan saran dan pendapat pakar ekonomi DR. Rizal Ramli tentang calon Gubernur dan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI).

Atas alasan itu Rizal Ramli dihadirkan pada Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta, tadi sore (Senin, 26/3).

Dalam pandangannya, mantan Menko Perekonomian dan Menko Kemaritiman itu menyoroti kelemahan struktural dalam makro ekonomi Indonesia sebagai tantangan bagi Gubernur dan Deputi BI yang baru.

Menurut ekonom yang disapa RR itu, ada tiga tantangan utama di depan BI saat ini.

Pertama, berbagai defisit yang terjadi dalam neraca perdagangan. Bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa Indonesia pada Januari 2018 mengalami defisit sebesar 0,68 miliar dolar AS. RR juga menyebutkan defisit transaksi berjalan sebesar 5,8 miliar dolar AS, defisit service payment  APBN atau pembayaran cicilan pokok dan bunga utang yang tahun ini mencapai Rp 800an triliun yang porsinya hampir dua kali lipat anggaran infrastruktur atau pendidikan, dan defisit neraca keseimbangan primer sebesar Rp 68,2 triliun pada 2017.

Tantangan kedua adalah terkait utang, yang kurang lebih 50 persen dimiliki asing dan sebagian besar tenornya berjangka pendek. Kondisi ini menyebabkan kerentanan (vulnerability) dalam pasar uang.

Karena itu, secara bertahap, BI dan pemerintah harus kreatif melakukan restrukturisasi utang, renegosiasi ke negara-negara kreditor untuk mengubah tenor utang dari jangka pendek ke jangka panjang.

"Bila berhasil, ini akan meningkatkan kestabilan keuangan dan juga dapat menurunkan tingkat bunga domestik," terangnya.

Tantangan ketiga, ketimpangan kredit yang berbentuk seperti gelas anggur. Bentuk gelas anggur menggambarkan bisnis besar dan BUMN di bagian atas gelas, bisnis usaha kecil menengah di leher gelas, dan mayoritas rakyat di dasar gelas.

"Sebanyak 83 persen kredit mengalir ke bisnis besar, sisanya 17 persen ke area bisnis menengah dan rakyat," jelasnya. [ald]

Populer

BANI Menangkan Anak-Anak Soeharto, OC Kaligis: Kami Gugat dan Lawan

Selasa, 03 Desember 2024 | 15:57

Jokowi Tekor Ratusan Miliar di Pilkada Jakarta

Senin, 02 Desember 2024 | 01:26

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Indahnya Seragam Warna Cokelat

Sabtu, 30 November 2024 | 09:37

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Lebih Mulia Dagang Es Teh daripada Dagang Agama

Rabu, 04 Desember 2024 | 06:59

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

UPDATE

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan dan Karhutla

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:09

Milad ke-48 GAM, Bendera Bulan Bintang Berkibar di Lhokseumawe

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:07

Rezeki Nomplok Sunhaji Bukan Karena Mulut Kotor Gus Miftah

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:48

Tiongkok Minta Kampus Sediakan Mata Kuliah Love Education

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:39

Pilkada Ulang Dijadwalkan Agustus 2025, Ketua Komisi II: Lebih Cepat Lebih Baik

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:31

Banjir dan Longsor Landa 20 Kecamatan di Sukabumi, Korban Hilang Masih Dicari

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:30

Jokowi, Gibran dan Bobby Sudah Bukan Lagi Bagian PDIP

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:25

Belum Resmi Meluncur, BYD Denza D9 Sudah Dipesan Ratusan Unit

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:14

Pemilihan Ulang di Daerah Kotak Kosong Menang Digelar 27 Agustus 2025

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:12

Mengapa BUMN Bangkrut? Perlu Bank Pantai Selatan untuk Pulih

Rabu, 04 Desember 2024 | 17:08

Selengkapnya