Berita

Gina Haspel/Net

Dunia

Jalan Terjal Berliku Gina Haspel Menjadi Direktur CIA

KAMIS, 15 MARET 2018 | 11:28 WIB | OLEH: MEGA SIMARMATA

ADA persamaan antara penangkatan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Indonesia, dengan pengangkatan Direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat CIA (Central Intelligence Agency).

Di Indonesia, pada tahap awal calon kepala BIN harus menjalani proses fit and proper test di hadapan Komisi I DPR RI.

Selanjutnya bila disetujui, Komisi I akan meneruskan persetujuan mereka ke hadapan Sidang Paripurna DPR untuk mendapat persetujuan bulat dari seluruh Fraksi di DPR.


Dua Tahap Harus Dilalui Di Senat


Di Amerika Serikat, sebagai tahap pertama Calon Direktur CIA harus berhadapan terlebih dahulu dengan 15 orang anggota Komite Intelijen Senat guna menjalani semacam fit and proper test.

Di mana dalam Komite Intelijen Senate, Partai Republik (GOP) mempunyai 8 anggota yaitu:

Richard Burr dari Negara Bagian North Carolina merupakan pimpinan Komite Intelijen Senat.

James Risch dari Negara Bagian Idaho
Marco Rubio dari Negara Bagian Florida
Susan Collins dari Negara Bagian Maine
Roy Blunt dari Negara Bagian Missouri
James Lankford dari Negara Oklahoma
Tom Cotton dari Negara Bagian Arkansas
John Cornyn dari  Negara Bagia Texas

Sedangkan Partai Demokrat memiliki 7 anggota di dalam Komite Intelijen Senat yaitu:

Mark Warner dari Negara Bagian Virginia merupakan Wakil Ketua Komite Intelijen Senat
Dianne Feinstein dari Negara Bagian California
Ron Wyden dari Negara Bagian Oregon
Martin Heinrich dari Negara Bagian New Mexico
Angus King dari Negara Bagian Maine
Joe Manchin dari Negara Bagian West Virginia
Kamala Harris dari Negara Bagian California

Bagaimana Peluang Gina Haspel?


Bila disetujui dari tahap pertama di hadapan Komite Intelijen Senat, maka komite ini akan meneruskan ke hadapan Senat dengan keanggotaan penuh yang berjumlah 100 orang.

Senat di Amerika beranggotakan 100 negara, dimana masing-masing partai (Republik dan Demokrat) akan memiliki 1 orang Senator di 50 negara bagian.
Seperti yang sudah diberitakan oleh media-media internasional, Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump memutuskan untuk merombak kabinetnya.

Dua hari lalu Presiden Trump memutuskan untuk memecat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson. Posisi Menlu akan di isi oleh Mike Pompeo yang saat ini menjabat sebagai Direktur CIA.

Dengan digesernya posisi Mike Pompeo menjadi Menteri Luar Negeri, Presiden Trump menunjuk Wakil Direktur CIA saat ini, Gina Haspel, untuk menggantikan posisi Mike Pompeo sebagai Direktur CIA yang baru.

Gina Haspel versus Senat


Situasi yang sulit dan berbau politis akan dihadapi Calon Direktur CIA di Kongres, yaitu di Senat.

Bila Gina Haspel bisa lolos mendapat suara dukungan terbanyak di hadapan Komite Intelijen, maka 1 tahapan lagi harus dilaluinya lagi di hadapan seluruh anggota Senat yang berjumlah 100 orang.

Ke 100 Senator akan memberikan suara dalam proses voting, apakah mereka setuju, menunda atau menolak jika Gina Haspel menjadi Direktur CIA. Dalam tahapan ini, selain menyetujui atau menolak, Senat juga berhak menunda proses konfirmasi bagi seorang Direktur CIA.

Di Amerika, tidak digunakan kata disetujui. Mereka menggunakan kata konfirmasi sebagai istilah persetujuan bagi Calon Direktur CIA.

Disetujui, Ditunda atau Ditolak
Jadi nanti pada tahap akhir proses konfirmasi Gina Haspel di level Senat, ada 3 macam hasil yang bisa terjadi:

1. Disetujui
Bila Gina Haspel mendapat jumlah suara terbanyak maka pada hari yang sama Gina bisa dilantik sebagai Direktur CIA. Prosea pelantikan akan berlangsung di White House. Dan yang melantik adalah Wakil Presiden.

2. Ditunda
Bila mayoritas anggota Senat memutuskan bahwa pencalonan Gina Haspel harus ditunda, atau istilah di sana adalah delay, maka nasib Gina akan digantung oleh Senat.

Berapa lama delay atau penundaannya, akan sangat ditentukan lewat lobi-lobi politik antar kedua partai. Delay ini bisa hitungan dalam hari, minggu atau bahkan bulan.

3. Ditolak
Bila Senat jumlah suara dalam proses voting lebih banyak yang tidak setuju atau menentang, maka pencalonan Gina akan kandas ditengah jalan. Artinya, ia gagal dan tidak bisa menjadi Direktur CIA.

Gina Haspel didukung Ketua Komite Intelijen Senat dan Ketua Senat

Sampai dengan hari ini belum ditentukan kapan tanggal yang pasti untuk proses hearing di hadapan Komite Intelijen Senat. Diperkirakan akan berlangsung pada pekan pertama bulan April 2019.

Komite Intelijen Senat dipimpin oleh Senator Richard Burr.

Senator Richard Burr sudah langsung mengeluarkan pernyataan resmi bahwa ia mendukung dan akan menyetujui pencalonan Gina Haspel sebagai Direktur CIA yang baru.

Senator Burr mengatakan seperti ini dalam dalam pernyataan resminya:

“I know Gina personally and she has the right skill set, experience, and judgment to lead one of our nation’s most critical agencies.  I’m proud of her work, and know that my committee will continue its positive relationship with the Central Intelligence Agency under her leadership.  I look forward to supporting her nomination, ensuring its consideration without delay.”

Dukungan dan persetujuan untuk pencalonan Gina Haspel juga sudah diumumkan oleh Ketua Senat Amerika Serikat, Senator Mitch McConnell.

Senator McConnell dalam pernyataan  resminya mengatakan seperti ini:

“Gina Haspel has dedicated her professional life to the national security of the United States, having joined the CIA in 1985. She has repeatedly proven to be a consummate intelligence officer and leader, and most recently served honorably and with distinction as Deputy Director of the CIA. The president has made an excellent choice in asking Gina to take on the responsibilities of leading the CIA and I look forward to working with her.”

Waterboarding Menjadi Batu Sandungan


Rekam jejak Gina Haspel yang pernah memimpin penjara rahasia milik CIA di Thailand untuk para terduga teroris Al Qaeda yang terlibat dalam serangan 11 September 2001, kini diungkit dan dipermasalahkan.

Teknik investigasi yang dikenal dengan nama "waterboarding" adalah teknik yang digunakan Gina saat memimpin penjara rahasia CIA dalam melakukan pemeriksaan terhadapan gerombolan terduga teroris.

Jadi, mari sama-sama kita saksikan dari jauh, apakah Dinas Rahasia CIA jadi dan memang bisa dipimpin untuk pertama kalinya oleh seorang wanita.

Gina yang sudah 33 tahun berdinas di CIA tampaknya memang harus menghadapi jalan terjal nan berliku, untuk bisa mencapai posisi tertinggi di Langley, Virginia, tempat dimana Markas Besar CIA berada.[***]


Populer

UPDATE

Selengkapnya