Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Membalas Air Tuba Dengan Air Susu

KAMIS, 01 MARET 2018 | 08:57 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

GALAU akibat segenap gejala penghinaan yang makin merajalela di kehidupan masa kini, Pusat Studi Kelirumologi menyelenggarakan forum diskusi "Kebebasan Menyampaikan Pendapat sama dengan Kebebasan Menyampaikan Penghinaan?" dengan melibatkan para tokoh pemikir Indonesia yang tergabung di Paguyuban Punakawan.

Bunga

Satu di antara para tokoh yang diundang adalah Prof. Dr. Siti Musdah Mulia yang entah kenapa tidak kunjung diangkat menjadi menteri Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi.


Tokoh cendekiawati Islam ini menjawab undangan saya dengan email sebagai berikut: Yth Pak Jaya, Acara ini sangat saya tunggu, mengapa? Karena intinya adalah bagaimana kita harus mampu mendewasakan diri dalam beragama. Kata kuncinya, jika kita dewasa dalam beragama, apapun penghinaanakan kita hadapi dengan kepala dingin. Kalau ditanya apakah saya tidak marah jika Nabi dan Tuhan dihina? Jawabnya, tentu saya sangat marah. Marah sekali!! Namun, saya tidak akan bertindak bodoh seperti penghinanya membalas penghinaan dengan kebrutalan, berarti kita lebih hina dan lebih bodoh. Saya malah akan mengirimkan bunga kepada penghinanya untuk mengajarkan dia belajar keindahan. Hidup pun sebetulnya bisa lho dibuat lebih indah dengan bunga itu, tergantung bagaimana kita melihat hidup itu sendiri. Para penghina itu hanyalah orang-orang bodoh dan frustrasi serta hidupnya penuh ketegangan, makanya perlu diberi bunga. Sayangnya, pada saat bersamaan dengan acara Bapak, saya menjadi pembicara di pelatihan HAM bagi para polisi di Bandung. Jadi, salam untuk semua peserta diskusi dan sukses selalu. Salam damai. Musdah Mulia.

Indah

Tidak bisa menerima ketidakhadiran tokoh cendekiawati itu, saya langsung balas: Lho anda hukumnya wajib untuk hadir! Falsafah anda membalas penghinaan dengan bunga benar-benar luar biasa indah! Apakah ada ayat Al Quran yang mendukung uraian indah anda tersebut? Tolong di email ke saya sebab saya akan menulis naskah tentang falsafah menghadapi penghinaan untuk diteladani seluruh umat manusia demi menghentikan kekerasan! Salam hormat dari Jaya Suprana.

Tangkas, sang tokoh muslimah meng-email jawaban: Lebih dari wajib, tapi acara di Bandung sudah setahun lalu konfirm. Saya akan zalim kalau ingkar janji. Ayat secara harfiah tentu tidak ada, tapi Kitab suci mengandungaturan umum yang dapat dijadikan rujukan, misalnya dua ayat berikut .Kedua ayat ini bagi saya cukup menjelaskan bahwa kejahatan atau penghinaan tidak perlu dibalas dengan penghinaan apalagi dengan kebrutalan, melainkan dengan kebaikan, keindahan, yaitu kiriman bunga. Qur'an Surat Asy-Syura, 42:40: "Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Akan tetapi, barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat kepadanya), maka pahalanya berlimpah langsung dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. Al-Hujurat 49:7: "Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah, kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikankamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu "indah" di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus".

Budi Pekerti

Secara bijak Prof Siti Musdah Mulia berupaya menyadarkan kita semua jangan begitu saja menyerah pasrah pada peribahasa "Membalas Air Susu Dengan Air Tuba". Pada hakikatnya peribahasa bersukma pedoman budi pekerti buruk seperti "Membalas Air Susu Dengan Air Tuba" perlu dikaji secara lebih kritis dan mendalam.

Hasil kajian kritis kemudian secara kelirumologis dikoreksi dikembangkan menjadi sebuah peribahasa bersukma pedoman budi pekerti yang lebih luhur dan beradab yaitu "Membalas Air Tuba Dengan Air Susu". [***]

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya