Berita

Nusantara

Anies-Sandi Mau Diinterpelasi, Gerindra Anggap Biasa Saja

SABTU, 10 FEBRUARI 2018 | 22:48 WIB | LAPORAN:

. Muncul wacana menginterpelasi Gubernur Anies Baswedan dan Wagub Sandiaga Uno di kalangan DPRD DKI. Menanggapi itu, Partai Gerindra sebagai partai penyokong utama duet Anies-Sandi, menggap sebagai hal biasa saja alias tidak menakutkan.

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan dengan interpelasi, tuduhan pelanggaran aturan yang dilakukan oleh Anies-Sandi dalam memimpin ibu kota justru bisa dibahas secara mendalam.

Lagi pula, interpelasi merupakan hak yang melekat di setiap anggota dewan merupakan bagian dari proses demokrasi.


"Hal yang sama sudah sering terjadi di DPR RI, semua akhirnya bisa selesai," kata Muzani di Kantor DPP Partai Gerindra, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2).

Interpelasi digagas Fraksi PDIP dan Nasdem. Interpelasi Diajukan karena beberapa kebijakan Anies dianggap menabrak UU. Fraksi PDIP menyebutkan setidaknya dua kebijakan Anies yang melanggar UU. Pertama, penataan kawasan Tanah Abang, kedua mengenai pemberian izin penyelenggaraan kegiatan besar di Monas.

Untuk penataan kawasan Tanah Abang, kebijakan yang dianggap melanggar UU yakni penempatan PKL di salah satu ruas jalan di depan Stasiun Tanah Abang. Kebijakan tersebut dinilai melanggar peraturan tentang lalu lintas.

Sedangkan kebijakan pembukaan Monas untuk kegiatan masyarakat dinilai telah mengesampingkan Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995. Menurut aturan tersebut, Monas seharusnya menjadi kawasan yang steril untuk kegiatan-kegiatan besar karena berdekatan dengan Istana Negara.

Muzani juga nampak santai saat ditanya ancaman Ketua Fraksi Partai NasDem, Bestari Barus. Bestari menyatakan tidak tertutup kemungkinan bahwa nantinya mereka juga akan meneruskan untuk menggunakan hak angket terhadap Anies-Sandi untuk melihat kelayakan keduanya memimpin Jakarta jika di interpelasi mereka menemukan adanya penyimpangan.

"Di DPR RI berkali-kali ada angket, gak masalah. Itukan bagian dari proses politik," pungkas Muzani menegaskan.[dem]


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya