Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan kantor pemeliharaan dan penataan kawasan di kaki Jembatan Merah Putih (JMP), Kota Ambon.
Peresmian kantor tersebut telah dilaksanakan pada Januari 2018 bertujuan untuk memantau kondisi jembatan yang menggunakan Structural Health Monitoring System (SHMS) melalui layar besar (display wall). Dengan begitu tindakan pencegahan ataupun perbaikan jika terjadi kerusakan atau hal lain yang mengancam keamanan jembatan dapat dilakukan secara maksimal.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan di JMP terdapat sejumlah sensor. Seperti sensor pengukur gaya kabel yaitu sensor electro magnetik, sensor pengukur kecepatan dan arah angin, sensor kemiringan pylon, sensor pengukur getaran dan frekuensinstruktur, sensor pengukur getaran gempa, dan sensor pengukur ambient temperature.
Dengan adanya kantor pemeliharaan, pastinya dapat menunjang pemantauan dan monitoring kondisi struktural JMP.
"Biaya pembangunannya senilai Rp 29,5 Milyar yang dibagi menjadi dua area, yaitu gedung pemeliharaan JMP seluas 2.513 m2 dan ruang terbuka seluas 5.925 m2 dengan dilengkapi air mancur, serta empat lapangan olahraga Gateball. Selain itu, juga disiagakan satu buah Truk mobile bridge inspection unit. Truk ini dilengkapi dengan lengan ayun yang mampu mengangkut personil melihat bagian bawah JMP sehingga memudahkan aktivitas preservasi jembatan," kata Arie dalam keterangan tertulis, Jumat (2/2).
Arie menambahkan adanya kantor pemeliharaan ini merupakan suatu langkah maju karena pemerintah, sebab tidak hanya bisa membangun jembatan namun juga mampu melakukan pemeliharaan.
Di samping itu, Arie menjelaskan kantor pemeliharaan ini bisa menjadi tempat pembelajaran bagi para profesional maupun masyarakat umum yang ingin mengetahui profil JMP. Arie juga telah menyampaikan kepada Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kawasan jembatan sebagai tempat wisata.
"Jembatan harus bisa menjadi ikon sebuah kota. Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Kita pun akan lakukan hal yang sama dengan menata arsitektur dan lansekap di sekitar Jembatan Holtekamp di Papua dan Jembatan Tayan di Kalimantan. Tapi saya berharap agar selalu dipelihara karena makin tinggi teknologi, semakin sensitif dan perlu dipelihara dengan baik," kata Arie.
JMP sepanjang 1.140 meter diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2016 dan menjadi jembatan terpanjang di kawasan Indonesia Timur. Jembatan ini menghubungkan sisi utara Kota Ambon, tepatnya Desa Rumah Tiga di Kecamatan Sirimau dan Desa Hative Kecil di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan.
Sebelum ada JMP, jarak dari Bandara Intenasional Pattimura ke Kota Ambon harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan waktu tempuh menjadi 20 menit, namun ini belum termasuk waktu antrean masuk kapal. Kini dengan adanya JMP perjalanan menuju bandara hanya 30 menit.
[nes]