Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Satgas Anti Politik Uang Metamorfosa Ide Satgas Anti Korupsi Polri?

MINGGU, 07 JANUARI 2018 | 22:38 WIB

KITA telah masuki tahun 2018. Tahun politik kata jajak pendapat harian Kompas yang dirilis pada 3 Janurai lalu.

Dalam jajak pendapat tersebut terungkap ada kekhawatiran responden akan stabilitas politik. Dan agenda agenda kerja pemerintahan akan terganggu. Selain itu sebagai responden masih khawatir ketegangan politik di pilkada DKI tahun lalu masih menghantui.

Kekhawatiran para responden jajak pedapat itu hal yang lumrah. Mengingat pilkada tahun lalu sangat menguras energi dan telah membuat masyarakat DKI terbelah. Thankfully bagaimana panas dan tegangnya Jakarta pada waktu itu tak satu pun darah yang tumpah. Tak ada satu pun korban dari bentrok fisik.


Masih ingat suasana Pilpres 2014 lalu? Rakyat Indonesia seolah terbelah. Dan ibu kota sangat tegang. Tapi apa yang terjadi? Seperti yang kita saksikan. Semua berjalan aman aman saja. Ini tentu menurut saya adalah karena komitmen para capres dan pendukung yang kuat. Komitmen kebangsaan dan komitemen berdemokrasi. Kita harapkan begitu juga di pilkada serentak ini.

Dalam setiap pemilu baik, Pileg, pilpres, dan pilkada, permainan isu isu SARA, HAM dan lainnya menjadi warna yang selalu ada. Seolah olah sesuatu yang lumrah. Dipakai untuk menjegal, menyerang dan menyandra lawan politik. Mestinya hal hal yang negative seperti itu harus sama sama dijauhi dan dihindari.

Ada yang menarik di tengah sibuknya para peserta pilkada mempersiapkan rekomendasi dukungan parpol, dan di saat para penyelengara pemilu menyiapkan tahapan tahapan pemilu berikutnya, Kepolisian Republik Indonesia mengsusulkan adanya satgas anti politik uang.

Satgas ini seperti yang disampaikan Kapolri Jenderal Tito, adalahupaya untuk memberikan effek deterrent bagi para pelaku dan untuk meningkatkan kualitas pilkada. Satgas ini nantinya akan menggandeng KPK katanya. Paling tidak dari usulan Pak tito dia ingin bilang Gakkumdu sebagai lembaga tripartite Polri, Jaksa dan Bawaslu tak maksimal menyelsaikan tindak pidana pemilu, karena kewenangan Gakkumdu selama ini sangat terbatas.

Money politic adalah jenis tindak pidana pemilu yang dapat dilakukan oleh Individu atau kelompok baik partai atau independent dengan memiliki berbagai maksud dan tujuan, dilakukan dengan sadar dan terencana dengan baik. kalau kita mengkalkulasi kemampuan orang untuk melakukan money politic, ini pasti butuh dana yang sangat besar. Sumber dana yang besar itu patut diduga dari sumber sumber yang tidak halal. Seperti investor politik yang sarat consensus. Kemudian akan ditagih ketika peserta pemilu yang disumbang menang. distulah potensi tindak pidana korupsi itu dimulai.

Membaca paparan Pak tito tentang satgas Anti Money Politic ini nampaknya sasarannya adalah pemberantasan korupsi. Ini adalah niat suci Kapolri Tito Karnavian untuk memerangi korupsi. Melanjutkan usulnya yang dulu tentang pembentukam Satgas baru yang focus urus korupsi di Polri, Satgas Anti Korupsi.

Mengingat korupsi adalah salah satu masalah besar yang dihadapi bagsa ini saat ini. Inilah salah satu pembuktian lembaga yang dipimpin Pak Tito tersebut memperbaiki kinerjsnya dan citranya, khususnya bidang korupsi. Mengingat Indonesia masih sangat rawan korupsi, sesuai Persepsi Indeks Korupsi masih berada pada posisi 37 dari 100 negara tahun 2017 versi Tranparency International Indonesia (TII).

Harapan saya satgas ini bisa menekan angka politik uang dan ujungnya akan menekan tindak pidana korupsi. Untuk itu ide Pak Tito patut kita dukung. [***]

Karman BM

Direktur Eksekutif Al Mentra Institute

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya