. Tokoh nasional Rizal Ramli akan menghadiri pengajian rutin Kliwonan Kamis malam (Jumat Kliwon) KH. Ahmad Zaidi Bin KH. Ahmad Armia di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, malam ini (Rabu, 3/1). Terakhir, RR berkunjung ke Tegal pada 7 tahun lalu.
Pada 31 Desember 2017, mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu hadir di acara Maulid masyarakat Tegal dan Brebes di Jakarta. Masyarakat Tegal kangen dengan RR untuk mauludan dan urun rembug rakyat soal kebangsaan dan perekonomian.
Pada acara mauludan tersebut, RR mengaku sangat terkesan dengan masyarakat Tegal. Dia mengatakan orang Tegal ulet-ulet, berani ambil resiko dan mandiri.
Mantan Menko Kemaritiman di era Presiden Joko Widodo itu punya cerita soal etos kerja masyarakat Tegal.
Begini ceritanya, RR rupanya salah satu aktor di balik lahirnya program wajib belajar 9 tahun pada masa pemerintahan orde baru. Ketika masih menjadi mahasiswa, RR memiliki perhatian yang besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Dia mengatakan, ketika masih kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), dia mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Jepang. Saat di negeri sakura, dia terkagum-kagum dengan kemajuan negara tersebut. Padahal, sebagian besar negara tersebut merupakan wilayah bebatuan yang tidak subur.
"Saya keliling Jepang, saya kagum, karena 2/3 tanahnya batu-batuan tapi bisa kasih makan penduduknya. Kenapa Jepang lebih maju dari kita?" ujar RR.
Lanjut RR, ketika kembali ke Indonesia, dia bersama teman-temannya melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah miskin di Indonesia. Dia kemudian mengunjungi beberapa tempat di pesisir pantai mulai dari pantai utara Jawa hingga ke Lombok. Dipilihnya pesisir pantai lantaran wilayah tersebut merupakan mayoritas daerah yang miskin‎ di Indonesia.
Sampai saat RR tiba di Tegal, dirinya bertemu dengan seorang anak bernama Sukri berusia 9 tahun. Sukri merupakan anak nelayan yang tidak sekolah karena tidak memiliki biaya. Hal ini yang mengetuk hati RR agar ada solusi bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk tetap bisa bersekolah.
"Di Tegal, ada seorang anak, saya ingat betul namanya Sukri, 9 tahun, yang tidak sekolah karena tidak mampu bayar. Melaut pun hasilnya sedikit. Kita di laut terkena dingin kena angin, tapi hasil ikannya sedikit. Ini yang membuat banyak anak nelayan tidak bisa sekolah," kata dia.
Melihat hal tersebut, RR bersama teman-temannya kemudia‎n membuat semacam acara untuk menyindir pemerintah agar mengatasi masalah pendidikan di Indonesia. Saat itu, lanjut dia, ada sekitar 7 juta anak Indonesia tidak bisa sekolah.
"Saya pimpinan mahasiswa di ITB, waktu itu ada 7 juta anak tidak bisa sekolah. Kemudian kami tekan para pejabat. Kami buat acara, kami undang penyair WS Rendra untuk datang ke ITB, kemudian menghasilkan puisi yang terkenal Sebatang Lisong. Kami undang sutradara terkenal Sjuman Jaya, yang memudian melahirkan film Yang Muda Yang Bercinta," jelas dia.
Akibat adanya tekanan dari para mahasiswa kali itu, akhirnya pemerintah mengeluarkan UU terkait wajib belajar ‎9 tahun.
"Akibat
pressure (tekanan) ini, pemerintah akhirnya mengadopsi UU wajib belajar 9 tahun sehingga anak usia sekolah bisa masuk SD. Tapi tidak cukup sampai di situ, butuh gratis sekolah ke SMP karena anak nelayan sangat miskin," demikian RR.
[rus]