Berita

Salamuddin Daeng/Net

Politik

Ekonomi Indonesia Merosot

Kondisi Obyektif
JUMAT, 08 DESEMBER 2017 | 15:20 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

PERTUMBUHAN di subregional (ASEAN) sekarang diperkirakan 5,0 persen pada 2017 dan 5,1 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,06 persen pada 2017 dipastikan berada di bawah rata-rata ASEAN.

Sementara surplus perdagangan Indonesia sampai dengan oktober 2017 sebesar 11.78 miliar dolar, yang diperoleh dari selisih ekspor sebesar 138.46 miliar dolar dan impor sebesar 126.68 miliar dolar. (Bank Indonesia, 2017). Surplus perdagangan mengalami anomali karena faktanya ekspor menurun namun juga terjadi penurunan impor dalam jumlah yang lebih besar.

Penurunan impor merupakan suatu keadaan pelemahan dari industri nasional. Mengingat sebagian besar impor adalah bahan baku yang digunakan oleh industri nasional. Pelemahan impor bahan baku berarti pelemahan yang dalam dari industri nasional.


Neraca perdagangan Indonesia-China mengalami defisit pada semester pertama 2017. Tercatat, defisit perdagangan Indonesia-China mencapai USD 6,628 miliar atau sekitar 12-13 miliar dolar/tahun. Data from the Trade Ministry shows that Indonesia posted a trade deficit of US$8.4 billion with China during the period from January to August this year, slightly better than $9.9 billion deficit recorded in the same period last year.

Kondisi neraca eksternal indonesia di kawasan menggambarkan bahwa seluruh  Indonesia dalam kondisi ekonomi yang buruk semakin dilemahkan oleh perdagangan bebas ASEAN. Karena Indonesia mengalami defisit besar dalam berdagangan dengan negara anggota ASEAN. Sementara padasaat yang sama seluruh surplus perdgangan Indonesia dengan seluruh belahan dunia lain disapu bersih oleh perdagangan bebas antara ASEAN dengan China dimana Indonesia terlibat di dalammya.

Ekspor Indonesia ke negara ASEAN lainnya dalam enam bulan pertama 2017 mencapai US$ 15,65 miliar sedangkan impor mencapai US$ 16,3 miliar, yang berarti terjadi defisit US$ 656 juta. ini adalah fakta bahwa Indonesia bertekuk lutut dan kalah bersaing dengan negara di kawasan ASEAN.

Indonesia satu satunya negara dengan defisit transaksi berjalan di ASEAN. Sementara negara ASEAN yang lain surplus, indonesia mengalami defisit. Adapun defisit transaksi berjalan Indonesia adalah tahun 2014 -USD 27.5 miliar, tahun 2015  sebesar -17.5 miliar USD dan tahun  2016 sebesar -16.8 miliar USD. (sumber Bank Indonesia, 2017).

Indonesia merupakan negara dengan laju inflasi tertinggi di ASEAN. Laju inflasi di Indonesia masing-masing tahun 2014 sebesar 8.4 persen, tahun 2015 sebesar 3.4 persen dan tahun 2016 sebesar 3 persen dan tahun 2015 diperkirakan 5 persen.

Mengapa Merosot

Indonesia didera oleh tiga masalah utama yakni produktifitas masyarakat rendah, daya beli masyarakat yang merosot, inflasi yang cukup tinggi, dan defresiasi mata uang Indonesia terhadap mata uang asing yang sangat plugtuatif dan cenderung turun.
 
Anggaran negara gagal dijadikan fondasi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Anggaran negara dikerahkan untuk tujuan membangun infrastruktur tanpa adanya studi kelayakan dan dampak dampaknya bagi sosial poltik nasional.

Instumen keuangan dan perbankkan gagal dijadikan sebagai strategi utama dalam memajukan ekonomi, peningkatan dan pemerataan pendapatan. Kondisi ini ditunjukkan oleh ketimpangan yang lebar dalam penguasaan saving dan kredit di perbankan. [***]

Penulis adalah pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya