Berita

Bendera Israel berkibar dengan latar belakangnya adalah bangunan Masjid Al Aqsa/net

Dunia

Janjinya Didukung Saudi, Trump Pasti Akui Yerusalem Ibu Kota Israel

Saudi-AS Punya Konsep Perdamaian Sendiri
SELASA, 05 DESEMBER 2017 | 18:02 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah janji politik Donald Trump ketika mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika Serikat.

Jadi, jika saat ini Trump menunda rencana pengakuan itu, bukan berarti kebijakan itu dibatalkan. Demikian disampaikan Penasihat Indonesian Society for Middle East Studies, Smith Alhadar, dalam wawancara live bersama CNN Indonesia beberapa saat lalu.

"Itu (Yerusalem ibu kota Israel) merupakan janji Donald Trump ketika kampanye untuk memuaskan pendukungnya di sayap kanan dan gereja evangelis. Jadi, kalau dia belum melakukan sekarang, ke depan pasti akan dilakukan," jelas Smith.


Smith menjelaskan, salah satu faktor pendukung mengapa Trump nekat mewujudkan janji itu adalah dukungan negara Timur Tengah yang "cukup beriwibawa", yaitu Arab Saudi.

"Beberapa waktu lalu diberitakan yang menyusun konsep perdamaian adalah Putra Mahkota (Pangeran Mohammed bin Salman) dan Jared Kushner (menantu sekaligus penasihat Trump). Mereka telah sampai kepada kesimpulan bahwa masalah Palestina dapat diselesaikan dengan cara Palestina dimerdekakan di sebagian Tepi Barat dan Jalur Gaza," terang Smith.

Konsep perdamaian buatan Arab Saudi dan AS itu juga menyebutkan bantuan keuangan untuk Palestina dan pembebasan ribuan tahanan Palestina.

Hari ini diberitakan bahwa Trump menunda rencananya memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Gedung Putih mengatakan, pengumuman keputusan itu akan dibuat dalam beberapa hari mendatang.

Sedangkan Duta Besar AS untuk Indonesia, Josep R. Donovan, pun menyatakan hal sama ketika dipanggil Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Menurut dia, Trump belum mengambil keputusan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Indonesia sendiri menyampaikan keprihatinan atas rencana kontroversial itu.

"Kalau AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, maka dia yang pertama di dunia, dia melanggar sejumlah kesepakatan internasional," tegas Smith. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya