Berita

Sri Mulyani Indrawati/Net

Bisnis

Menkeu Akui Kinerja Ekspor Negara Tetangga Lebih Baik

Pertumbuhan Ekonomi RI Kalah Pesat
RABU, 29 NOVEMBER 2017 | 10:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Konsumsi rumah tangga hingga kini belum menunjukkan perbaikan. Target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2 persen, diproyeksi sulit dicapai.

Ekonom Senior Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Hendri Saparini mem­prediksi, pertumbuhan ekonomi 2017 hanya akan berada kisaran 5,05 persen hingga 5,1 persen. Menurutnya, target pertumbu­han yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,2 persen sulit tercapai karena konsumsi rumah tangga hingga akhir tahun belum juga menunjukkan perbaikan.

"Awalnya kita sampaikan ekonomi kita akan tumbuh 5,2 persen. Kemudian pada pertengahan tahun kami review, menyampaikan maksimal hanya 5,1 persen. Sekarang, kami perkiraan tahun ini kita tidak akan sampai 5,1 persen," kata Hendri di Hotel JS Luwansa, Jakarta, kemarin.


Hendri menerangkan, pihaknya memangkas proyeksi capaian pertumbuhan tahun ini karena ada beberapa pekerjaan yang se­harusnya dilakukan pemerintah malah tidak dilakukan.

Menurutnya, perlambatan konsumsi rumah tangga yang terjadi tahun ini sejatinya bukan disebabkan oleh peralihan dari offline ke online. Namun, me­mang terjadi perlambatan kon­sumsi dampak dari pengurangan penerima subsidi listrik. Hal ini memukul daya beli masyarakat, khususnya kalangan menengah bawah.

Alih-alih daya beli membaik, lanjut Hendri, pada akhir tahun malah ada potensi konsumsi semakin babak belur. Sebab, pemerintah memiliki rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan gas elpiji.

Hendri berharap, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung peningkatan kon­sumsi. "Saya kira kita tidak perlu lagi berdebat mengenai penyebab penurunan konsumsi. Karena yang paling penting sekarang, bagaimana konsumsi masyarakat bisa membaik kem­bali," katanya.

Dia menilai, capaian pertum­buhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2017 tidak terlalu membanggakan jika dibanding­kan negara ASEAN lain.

Sekadar informasi, pada kuartal III-2017, pertumbu­han ekonomi Vietnam 7,46 persen, Filipina 6,9 persen, dan Singapura 5,2 persen.

Hendri menyarankan, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus lebih inovatif tahun depan. Menurut­nya, kebijakan yang inovatif diperlukan untuk menghadapi perubahan cepat mulai dari perkembangan teknologi infor­masi, internet, robotisasi, hingga perubahan lifestyle masyarakat. Selain itu, tahun depan, In­donesia akan menghadapi banyak tantangan karena adanya pagelaran pilkada serentak dan persiapan Pemilu Presiden 2019.

Hendri menyebutkan sejumlah kebijakan inovatif yang bisa di­ambil. Antara lain, inovasi untuk menyelaraskan pembangunan infrastruktur antara yang padat modal dan padat karya. Ke­mudian terkait pembiayaan, pemerintah harus bisa memasti­kan pembangunan infrastruktur bisa berjalan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, inovasi koordinasi. Menu­rutnya, tahun depan Indonesia akan mengadakan Asian Games dengan dana lebih dari Rp 30 triliun.

"Pertanyaannya, bisnis apa yang sedang diciptakan pemerintah melalui Asian Games. Nah ini siapa yang sinkronkan ini?" ungkapnya.

Genjot Pariwisata


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, pertumbu­han ekonomi Indonesia kalah dibandingkan negara tetangga karena mereka memiliki kinerja ekspor lebih baik.

"Pemulihan ekonomi global mendorong ekspor negara-negara itu. Dan ekspor kita juga naik," kata Ani, sapaan akrabnya.

Menurut Ani, Indonesia berpe­luang besar terus meningkatkan pertumbuhan karena memiliki potensi selain ekspor.

"Indonesia memiliki peluang yang besar di sektor pariwisata. Dan pemerintah fokus kem­bangkan pariwisata," pungkas Menkeu. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya