Berita

RMOL

Bisnis

Pembangunan Infrastruktur Dorong Pemerataan Dan Keadilan

RABU, 22 NOVEMBER 2017 | 22:20 WIB | LAPORAN:

Kebijakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas nasional bukan bertujuan membangun berbagai proyek mercusuar untuk bermewah-mewahan, melainkan memenuhi kebutuhan dan mengejar ketertinggalan Indonesia dibanding negara lain.

Infrastruktur yang dibangun secara masif di seluruh Indonesia hingga kawasan perbatasan dan menyentuh masyarakat berpenghasilan rendah akan mendorong pemerataan dan keadilan pembangunan.

Presiden Jokowi mengatakan, fokus untuk menyelesaikan infrastruktur dilakukan karena merupakan hal yang  sangat mendasar sekali dalam rangka persaingan dengan negara-negara yang lain. Setelah infrastruktur selesai atau dalam proses akan selesai, pemerintah akan masuk dalam pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan infrastruktur tidak akan optimal bila sumber daya manusianya tidak disiapkan.


Untuk mengejar ketertinggalan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dikerjakan minimal dua shif sehari dan tujuh hari sepekan. Bertujuan agar infrastruktur dapat lebih cepat rampung, sehingga manfaat dan dampaknya juga lebih cepat dirasakan masyarakat.

Demikian diungkapkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Economic Challenge Award 2017 yang bertemakan Leading the Change di Jakarta, Selasa malam (21/11).

"Tema Leading The Change ini menurut saya sangat cocok dengan kondisi saat ini untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Untuk itu diperlukan kerja keras dengan irama rock n roll yang cepat," ujarnya.

Menurut Basuki, infrastruktur yang dibangun terutama di perkotaan seperti jalan layang Cikampek II yang berbarengan dengan pembangunan kereta ringan Cawang-Bekasi Timur dan kereta cepat Jakarta-Bandung berimbas pada kemacetan yang mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna tol.
Terkait hal tersebut, Basuki mengatakan bahwa dirinya akan lebih merasa bersalah bila kemacetan terjadi namun pemerintah tidak melakukan penanganan apapun. Ketiga infrastruktur itu dibangun serentak sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan konektivitas yang semakin tinggi. Komitmen pemerintah dapat dilihat dari besarnya alokasi anggaran yang diamanatkan kepada Kementerian PUPR.

"Besaran anggaran yang dimiliki pemerintah sama saja, hanya sekarang program pemerintah difokuskan pada infrastruktur. Pada tahun 2018 yang akan datang anggaran Kementerian PUPR dialokasikan sebesar Rp 107 triliun, di mana porsi pinjaman luar negeri tidak lebih dari tujuh persen," paparnya.

Basuki optimis pembangunan infrastruktur yang tengah dikerjakan telah direncanakan dengan hati-hati sehingga jelas penahapan dan penyelesaiannya. Skema pendanaan infrastruktur dibagi menjadi empat yakni pertama, infrastruktur yang dapat didanai melalui investasi seperti jalan tol dan pembangunan jaringan air minum, akan didorong untuk dibangun oleh swasta.

Kedua, bila margin keuntungannya tidak mencukupi maka diperlukan dukungan pemerintah melalui pembangunan sebagian konstruksinya. Ketiga bila proyek tersebut tidak menarik bagi swasta namun prioritas maka pembangunannya dilakukan oleh BUMN dan terakhir adalah infrastruktur yang didanai oleh APBN.

Pada acara tersebut Basuki berkesempatan menyerahkan penghargaan Economic Challenge Award 2017 untuk katagori Konstruksi kepada Direktur Utama PT Waskita Karya M.Choliq dan perwakilan PT Bumi Serpong Damai Tbk. sebagai peraih penghargaan katagori Sektor Properti dan Real Estate. [wah/***] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya